Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cari Kerang di Pantai Kampung Nelayan, Dua Warga Tanjunguma Tenggelam Terseret Arus
Oleh : Romi Chandra
Selasa | 27-01-2015 | 08:00 WIB
marwin nangis.jpg Honda-Batam
Muhammad Marwin (kiri), meratapi hilangnya Zulkifli dan Feri. (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dua orang warga yang tinggal di sekitar Perumahan Kezia, Baloi, Zulkifli (40) dan Feri (25), dilaporkan tenggelam karena terseret arus air yang mulai surut di pantai Kampung Nelayan, Tanjunguma, Senin (26/1/2015) sore, sekitar pukul 17.00 WIB. Sementara satu orang lagi, Muhammad Marwin (30) berhasil selamat.

Informasi yang didapat, paman dan keponakan ini tenggelam karena tidak bisa melawan arus yang kuat saat mencoba menyeberangi bibir pantai dari tempat mereka berdiri di kawasan Kampung Nelayan menuju bibir pantai yang di seberang mereka, kawasan Tiban Lima.

Pantauan di lokasi hingga pukul 21.00 WIB, warga bersama Tim Sar serta Polair PoLda Kepri masih menyusuri pantai, mencari Zulkifli dan Feri yang masih belum ditemukan.

Marwin, yang menjadi saksi mata, mengatakan, niat untuk mencari kerang itu adalah idenya. Awalnya, ia mengajak Feri dan kemudian mengajak abang iparnya, Zulkifli.

"Yang ngajak mereka saya. Semua salah saya," teriak Marwin meratapi hilangnya Zulkifli dan Feri, Senin malam.

Diceritakan Marwin yang tinggal di kawasan Kampung Pisang, Tanjunguma ini, setelah sepakat hendak mencari kerang, mereka langsung menuju lokasi megendarai dua sepeda motor. Setiba di lokasi, Marwin sempat mengajak Zulkifli dan Feri mengurungkan niat karena melihat air laut yang sedang pasang.

"Saya lihat air masih pasang dan tinggi. Saya sudah mengajak mereka untuk pulang saja, karena tidak mungkin mencari kerang saat air pasang," kata Marwin.

Namun ajakan Marwin tidak dihiraukan. Feri bersama Zulkifli dengan semangat masih tetap mengajak Zulkifli dan Marwin yang merupakan pamannya itu menuju pinggir pantai untuk melihat situasi.

Ditambah dengan Zulkifli yang sebelumnya melihat ada nelayan lain mendapatkan kerang, membuat tekat Zulkifli bulat dan tetap menyurusi pantai. Bahkan, Zulkifli mengatakan juga harus dapat kerang seperti orang lain.

"Abang ipar saya bilang, kalau orang lain bisa dapat kerang kenapa kita tidak. Kita juga harus dapat. Setelah itu kami bertiga masuk. Padahal air masih tinggi. Awalnya kami hanya menyuri pinggir pantai tempat kami turun saja. Setelah itu kami pergi ke tengah," terang Marwin.

Saat menyeberangi pantai dari tempat mereka turun menuju pinggir pantai Tiban Lima yang berjarak sekitar 200 meter, Marwin berhasil sampai ke pinggir pantai. Namun Zulkifli bersama Feri masih berada di tengah, berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai Tiban Lima.

Karena arus air kuat saat surut, menyeret Zulkifli dan Feri. Marwin yang melihat abang ipar dan keponakannya terseret arus, mencoba berenang lagi ke tengah untuk membantu. Namun upayanya gagal karena keduanya sudah tenggelam.

"Sampai di pinggir pantai, saya melihat keduanya masih di tengah dan diseret arus. Mereka sempat minta tolong. Pas saya coba mengejar, mereka sudah hilang. Kemudian saya berenang lagi ke pinggir pantai meminta bantuan warga mencarinya. Saya ingin mereka kembali," teriak Marwin yang masih tidak terima dengan kejadian ini.

Marwin sendiri mengaku bahwa mereka semua pandai berenang. Namun arus air yang kuat, tetap membuat mereka terseret. "Kami baru kali ini mencoba mencari kerang. Kami juga tidak mengetahui kondisi perairan disini," jelasnya.

Sementara itu, pencarian terus dilakukan. Hingga pukul 21.00 WIB, warga bersama Polair dan Tim SAR masih menyisiri pantai. Selain itu, tampak juga Susiliana, istri Zulkifli dan istri Feri, Ati, juga berada di lokasi. Isak tangis terus mewarnai lokasi. (*)

Editor: Roelan