Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kementerian Kelautan dan Perikanan Sukses Kembangbiakkan Tuna di Luar Habitat
Oleh : Redaksi
Senin | 26-01-2015 | 17:57 WIB
tuna_nelayan.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan berhasil melakukan pemijahan ikan tuna sirip kuning  (yellow fin) di luar habitat. Keberhasilan itu merupakan sukses yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia. Bahkan Indonesia juga menjadi negara pertama yang membudidayakan ikan pelagis ini dari mulai tahap pemijahan ikan tersebut.

"Ini prestasi yang membanggakan sekaligus menjadi langkah nyata kita dalam mendukung kebijakan pembangunan perikanan yang berkelanjutan (sustainable fisheries development) sehingga bisa menjamin kelangsungan hidup ikan tuna serta bisnisnya," kata Achmad Poernomo, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, di Jakarta, Minggu (25/1/2015) sore.

Achmad memperkirakan, jumlah telur total yang dihasilkan oleh ikan tuna dari hasil pemijahan ikan tuna di keramba jaring apung (KJA) sebanyak 400-500 ribu butir. Bayi tuna yang dikembangkan di KJA ini nantinya bisa dibudidaya masyarakat.

"Pemijahan ikan tuna yang dipelihara di KJA ini merupakan pemijahan ikan tuna yang pertama terjadi di Indonesia, sehingga diharapkan nantinya telur hasil pemijahan ini dapat menghasilkan benih yang dapat diaplikasi oleh masyarakat pembudidaya," terang Achmad yang dilansir dari laman KKP.

Dia menambahkan, keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dari UPT Balitbang KP yakni Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Gondol, Bali. Keberhasilan dalam pemijahan ini karena tim peneliti terus melakukan pengkajian teknologi baik kontruksi kolam pemijahan, teknik pengelolaan induk dalam pemijahan, pengelolaan pakan dan air.

Sejak 2013 lalu, BBPPBL Gondol telah menjalankan program kegiatan penelitian tuna sirip kuning dengan fokus budidaya tuna dengan dalam KJA di lepas pantai. Tercatat, pemeliharaan induk di KJA di laut menunjukkan sintasan (survival rate) di atas 80 persen.

Perlu diketahui, pemijahan ikan tuna di KJA pertama kali terjadi pada 21 Januari 2015. Lebih rinci, tim peneliti menggunakan satu unit KJA dengan ukuran diameter pelampung 50 m dengan ukuran mata jaring 2,5 inci dan kedalaman jaring 9 meter. Adapun dalam kegiatan pembudidayaan tuna sirip  kuning, calon induk di peroleh dari perairan Laut Bali Utara sebanyak 114 ekor dengan ukuran 0,5-1,0 kg.

Tuna dianggap sebagai indukan bila telah berukuran 20-30 kg dengan waktu pemeliharaan selama satu tahun. Di KJA sendiri ikan tuna diberi pakan dua kali sehari. 

Calon indukan diberi pakan berprotein tinggi, yaitu ikan layang dan cumi cumi dengan rasio 1:1. Sedangkan di dalam pakan segar tersebut ditambahkan vitamin  sebanyak 2.5 persen dari jumlah pakan ikan. (*)

Editor: Roelan