Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Suku Asli di Galang Butuh Penanganan Segera
Oleh : Roni Ginting/Gabriel P Sinaga
Jum'at | 23-01-2015 | 09:01 WIB
raja_kamarul_zaman_kadinsos_batam.jpg Honda-Batam
Raja Kamarulsaman, Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Dinas Sosial Kota Batam meninjau dan menyerap aspirasi suku asli di Galang yang masih membutuhkan campur tangan pemerintah dari segi pendidikan, perekonomian sampai status lahan yang ditempati saat ini, Rabu (21/1/2015).

Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Batam, Raja Kamarulzaman, mengatakan, saat melakukan kunjungan itu didapati kondisi masyarakat yang masih tertinggal. Dari hasil diskusi dengan warga, ada beberapa hal yang perlu untuk ditindaklanjuti, yakni masalah lahan yang mereka tinggali yang berdasarkan pengakuan warga didapatkan dari bantuan Bupati Kepulauan Riau, Murwanto, dan telah ada patoknya.

Namun saat ini surat tanah ulayat sudah tidak ada lagi. "Maka itu minta Pak RW agar dipasang patok baru. Kita tindak lanjuti apakah tanah ulayat tersebut minimal sampai memiliki sertifikat," kata Kamarulzaman, Kamis (22/1/2015).

Selanjutnya, yang harus diperhatikan adalah tentang pendidikan anak-anak di sana karena tidak tahu baca tulis. Hal tersebut tentunya sangat memprihatinkan.

"Saya akan hubungi Pak Muslim Bidin untuk mencari solusi. Ada tiga sampai empat orang anak yang tidak mengenyam sekolahan," ungkapnya.

Sementara mata pencaharian mereka biasa di hutan mencari getah kering. Mereka mengusulkan ada bantuan untuk peralatan bubu dan sampan. Kemudian juga pupuk untuk bercocok tanam.

"Pembinaan agama juga masih minim. Diharapkan dari Kementerian Agama bisa membantu," sebutnya.

Pada kesempatan tersebut, kata Kamarul Zaman, Dinas Sosial juga memberikan bantuan berupa sembako yang dikumpulkan secara swadaya dari pegawai Dinsos Kota Batam.

Sementara, Mulyadi, ketua LSM Gempur yang juga putera daerah di Galang mengatakan, masyarakat di sana ada tujuh kepala keluarga atau lebih kurang 20 warga. Dia sangat prihatin dengan kondisi warga di sana.

Dia selaku putra tempatan, akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu pengurusan lahan warga asli di sana karena semakin hari luas lahan milik mereka semakin mengerucut.

"Lahan semakin hari semakin mengerucut. Sekarang mereka bertahan dengan lahan sekitar tiga hektar. Mata pencaharian dulunya potong kayu dan getah kayu, kita upayakan untuk mendapatkan bantuan sampan dan bubu untuk mencari ikan di laut," kata Mulyadi. (*)

Editor: Roelan