Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mendulang Uang di Jembatan I Barelang
Oleh : Gokli Nainggolan
Selasa | 20-01-2015 | 09:17 WIB
aliasar_fotografer_-_gokli.jpg Honda-Batam
Para fotografer yang siap menawarkan jasa di Jembatan I Barelang. (Foto: Gokli Nainggolan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Jembatan Barelang (Batam-Rempang-Galang) seolah sudah menjadi maskot Kota Batam. Nyaris, para pelancong yang berkunjung ke Batam merasa belum lengkap jika belum menjejakkan kaki ke Jembatan Barelang untuk menyaksikan pemandangan alam yang belum terkontaminasi "hutan beton".

Jembatan I Barelang yang menjadi penghubung Pulau Batam dengan Pulau Tonton, merupakan lokasi yang paling banyak dikunjungi. Wisatawan lokal ramai, wisatan mancanegara pun sering.

Efeknya juga memberi kemaslahatan bagi warga sekitar. Tak cuma pedagang yang menawarkan dagangan, ada juga yang mengais rezeki dari jasa "mengabadikan momenmu di tempat indah ini". Bagi Aliasar dan kawan-kawan, visualisasi Jembatan I Barelang dan panorama sekitar, adalah objek berharga bagi profesi mereka: fotografer.

"Jembatan I Barelang ini menjadi view pemotretan yang sangat disukai para pengunjung. Saya dan rekan-rekan fotografer memanfaatkannya menjadi sumber rezeki," aku Aliasar yang ditemui di Jembatan I Barelang, Senin (19/1/2015) sore.

Para fotografer lepas ini saling berlomba menawarkan jasa kepada pelancong. "Bisa langsung dicetak", itulah servis yang ditawarkan. Sudah biasa jika satu dua orang menolak, tapi banyak juga yang tak keberatan. Tak apalah merogoh kantong, jepretan para fotografer ini pun memuaskan pelancong.

Berbekal kamera digital SLR, Aliasar menjepret beberapa angle, untuk menawarkan pilihan foto mana yang paling disukai wisatawan. Ada kalanya yang dijepret manut saja, terserah pilihan para fotografer.

Usai memotret, hasil jepretan dicetak ke kertas foto dengan printer khusus.

Tarif jasa yang ditawarkan memang tak terlalu besar untuk ukuran Batam, jika dibandingkan dengan momen berharga yang terkadang langka bagi beberapa orang.

"Harganya bervariasi. Untuk ukuran kecil Rp10 ribu per lembar. Untuk ukuran besar (satu ukuran kertas foto) harganya Rp20 ribu," jelas Aliasar.

Aliasar menuturkan, saban hari dia dan rekan-rekan seprofesinya sudah siaga di Jembatan Barelang dari pukul 09.00 hingga pukul 19.00 WIB. Dalam sehari, uang yang berhasil dikumpulkan juga bervariasi, tergantung ramainya pengunjung.

"Tapi rata-rata Rp150-Rp200 ribulah. Kalau hari libur bisa dapat lebih banyak lagi karena yang berkunjung lebih ramai," ujar Aliasar.

"Pengunjung yang datang itu sudah pasti berfoto. Terlepas potret sendiri atau gunakan jasa kami," imbuhnya.

Profesi apapun selalu ada risiko, kata dia. Aliasar mengaku tak selamanya mendapat untung. Terkadang banyak juga foto yang sudah dicetak tapi tak dibayar. Tetapi, hari-hari itu mereka lalui dengan penuh keramahan tanpa ada pemaksaan kepada para wisatawan.

"Kami tak pernah memaksa. Kami selalu berusaha ramah untuk semua pengunjung. Itu sudah menjadi risiko dari pekerjaan," katanya.

Jembatan I Barelang atau Jembatan Tengku Fisabilillah memiliki tinggi vertikal 38 meter dari permukaan air, lebar 350 meter dan panjang 642 meter. Jembatan bertipe cable stayed bridge ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton.

Tapi di situlah seninya. Jembatan Barelang bisa menjadi magnet bagi pelancong, dan menjadi sumber pendapatan bagi orang-orang seperti Aliasar. (*)

Editor: Roelan