Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga BBM Dua Kali Turun, Harga Barang Kebutuhan di Lingga Bergeming
Oleh : Nurjali
Sabtu | 17-01-2015 | 15:50 WIB
pasar_dabo.jpg Honda-Batam
Pasar tradisional di Dabosingkep. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Masyarakat di Lingga, mengeluhkan harga barang yang terus naik dan tidak mengalami penurunan meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) sudah pasti turun lagi. Pemrintah daerah pun nyaris tidak terlihat melakukan pemantauan harga bahan pokok di Pasar Dabo dan Pasar Daik.

Joni, warga Dabosingkep, mengatakan, harga kebutuhan pokok naik sejak harga BBM naik pada akhir 2014 lalu. Meskipun pemerintah kembali menurunkan harga BBM untuk yang kedua kalinya --nyaris seprti harga semula- tidak juga mengubah harga bahan pokok di pasar. Padahal, beberapa jam setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, pengusaha serta merta menaikkan harga barang.

"Waktu BBM naik kemarin, belum lagi diumumkan barang-barang sudah naik. Giliran turun sudah dua kali ini harga barang masih tetap sama. Tapi pemerintah kita semacam tidak peduli," katanya kepada BATAMTODAY.COM, Sabtu (17/1/2015), dengan nada kesal.

Pedagang juga punya alasan sendiri. Ramli, pemilik kios di Pasar Dabo beralasan, pedagang tidak dapat menurunkan harga barang karena mereka masih menjual stok lama. Sehingga, katanya, jika harga barang diturunkan mereka akan rugi lantaran barang yang dijual itu dibeli saat harga BBM melambung.

"Kami masih menjual stok lama, waktu BBM naik semuanya ikut naik. Jadi, kalau BBM turun kami jual sesuai standar, harga kami bisa rugi," ungkapnya.

Lucunya, dia tak bisa menjawab ketika ditanya sewaktu BBM naik bukankah barang-barang yang dibelinya merupakan stok dengan harga BBM lama, namun tetap juga dinaikkan.

Sementara, selain harga barang yang tidak berubah, beberapa tarif angkutan umum baik laut, darat maupun udara juga tidak mengalami perubahan. Harga kapal laut yang dulunya turun Rp10 ribu dari Rp300 ribu menjadi 290 ribu untuk rute Batam - Jagoh, dan Tanjungpinang - Jagoh dari 280 ribu turun 270 ribu, belum juga berubah. Para agen beralasan mereka menaikan harga menunggu keputusan dari pemerintah.

"Kami khusus angkutan kapal ini kalau mau naik dan turun itu sesuai instruksi dari Dinas Perhubungan. Kalau mereka kasih acuan untuk turun, ya kita turunkan. Tapi kalau belum ada, kita masih pakai harga lama karena baru beberapa hari kemarin kita turun Rp10 ribu. Kalau turun lagi tunggu dua tiga hari lagi," katanya.

Sementara untuk tarif angkutan Darat tujuan Dabo - Jagoh sejak kenaikan BBM yang lalu, para sopir angkutan menaikan harga Rp10 ribu. Pada penurunan harga awal Januari hingga penurunan kedua ini belum mengalami penurunan sama sekali. Tarif angkutan Dabo - Jagoh sebesar Rp40 ribu, pada waktu kenaikan BBM di akhir tahun 2014 lalu naik menjadi Rp50 ribu dan hingga kini belum turun-turun. (*)

Editor: Roelan