Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Spesies Kelelawar Baru Ditemukan di Laos dan Vietnam
Oleh : Redaksi
Senin | 12-01-2015 | 10:57 WIB
kelelawar1_mongabay.jpg Honda-Batam
Spesies baru kelelawar, Hypsugo dolichodon, sedang memamerkan gigi taringnya yang besar. (Foto: Judith L. Eger via Mongabay)

BATAMTODAY.COM - Tak banyak yang menyadari betapa unik satwa kelelawar ini. Inilah satu-satunya mamalia yang bisa terbang, bergigi tajam, dan berkaki empat!  Keunikan kelelawar kini bertambah lagi dengan ditemukannya spesies kelelawar baru yang bergigi taring begitu besar.

Para ilmuwan menemukan spesies kelelawar baru dengan gigi taringnya panjang dan berukuran besar tersebut di hutan hujan di Laos dan Vietnam, dan secara tepat dinamai Hypsugo dolichodon, yang secara harfiah berarti kelelawar bergigi panjang.

Para peneliti mengatakan bahwa kelelawar yang baru mereka temukan tersebut berhubungan erat dengan Hypsugo pulveratus yang ditemukan di sebagian besar wilayah Asia Timur. Namun, spesies yang baru ini tak hanya punya gigi taring yang lebih panjang dibandingkan sepupunya tersebut, tetapi juga sekaligus lebih besar.

"Spesies kelelawar baru tersebut awalnya tertangkap oleh Charles M. Francis dan Antonio Guillen pada tahun 1997. Perbedaan mencolok kelelawar ini dengan kelelawar-kelelawar yang biasa ditemukan di wilayah tersebut bisa dilihat pada pandangan pertama, tapi deskripsinya sendiri baru selesai pada tahun 2014," kata Tamas Gorfol dari Hungarian Natural History Museum, dikutip Mongabay.com.

Butuh 17 tahun untuk mendeskripsikan kelelawar baru tersebut karena peneliti harus mengumpulkan lebih banyak bukti dan membandingkan banyak spesimen, termasuk specimen yang disimpan di banyak museum di seluruh dunia. Penelitian secara genetik juga membuktikan bahwa kelelawar bertaring besar ini sebelumnya tidak diketahui oleh dunia pengetahuan.

Tapi mengapa kelelawar tersebut bertaring begitu panjang dan besar?

"Gigi taring besar adalah alat penting untuk menangkap mangsa," kata Gorfol. "Ini memungkinkan kelelawar untuk menangkap serangga besar atau kumbang dengan exoskeleton yang keras"

Ini bisa berarti bahwa evolusi telah memungkinkan spesies baru ini mengejar mangsa yang berbeda atau memanfaatkan habitat yang berbeda dari kerabat dekatnya, dan membuat ceruk ekologi sendiri.

Meskipun kelelawar baru ini ditemukan banyak tempat di Laos dan Vietnam-termasuk di Cagar Alam Dong Amphan di Laos dan Taman Nasional Cat Tien di Vietnam, namun keberadaannya bisa terancam. Bahkan, salah satu daerah di mana satu spesimen kelelawar ini tertangkap saat ini sedang dihancurkan karena pembangunan bendungan besar di Sungai Kaman Xe di Laos.

"Bendungan tersebut sedang dibangun dan dan penggalian tanahnya  benar-benar menghancurkan vegetasi di sekitar aliran sungai." kata Gorfol. "Ini mengancam spesies kelelawar baru ini, tetapi mungkin dapat pindah dan bertahan hidup di daerah lain jika deforestasi dapat dihentikan . Spesies ini mungkin juga adalah penghuni gua, sehingga perlindungan gua juga penting."

Kelelawar adalah keluarga satwa paling beragam kedua mamalia (setelah tikus) dengan lebih dari 1.200 spesies dan sepertinya jumlahnya terus bertambah. Setiap tahun, beberapa spesies baru kelelawar ditemukan. Kelelawar memainkan peran ekologi yang sangat besar dalam lingkungan termasuk di dalamnya adalah penyebaran benih, menjaga populasi serangga, dan bahkan penyerbukan bunga.

Sumber: Mongabay