Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Nyatakan Rupiah Tetap Tenang Sampai Akhir 2014
Oleh : Redaksi
Selasa | 23-12-2014 | 17:12 WIB
Gub-BI.jpg Honda-Batam
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo. (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menko Perekonomian, Sofyan Jalil, menegaskan, sampai saat ini tidak ada masalah dengan perekonomian nasional. Pelemahan rupiah yang beberapa lalu sempat menembus angka Rp 12.900 per dollar AS, persoalannya bukan di Indonesia, tetapi di Ameria Serikat (AS).

"Seperti yang saya jelaskan minggu yang lalu, Pak Wapres juga jelaskan, bukan di kita tapi persoalan di Amerika. Karena orang berspekulasi pemerintah Amerika, The Fed, akan menaikkan suku bunga. Padahal tidak, setelah itu rupiah kembali ke nilai fundamentalnya," kata Sofyan di kantor Presiden, Jakarta, seperti dikutip dari laman Sekretaris Kabinet, Selasa (23/12/2014).

Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, mengemukakan, fluktuasi nilai rupiah yang saat ini di kisaran angka Rp12.500, karena kemarin memang ada gejolak yang cukup tinggi.

"Tapi itu kan lebih utamanya karena faktor di luar negeri, khususnya ketika ada perkembangan di Rusia yang kemudian terjadi tekanan sehingga terjadi capital out flow yang besar di Rusia. Dan juga ada spekulasi terkait dengan rapat di Federal Reserve yang mungkin akan meninggakan tingkat bunga lebih cepat, di samping ada harga minyak yang terus terkoreksi turun," jelas Agus.

Namun saat ini setelah masuk minggu ketiga, Agus melihat bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah itu sudah lebih tenang. "Jadi kita perkirakan sampai akhir tahun akan tetap tenang, tentu tantangan berikutnya adalah di semester I tahun 2015," ujarnya.

Agus meyakinkan bahwa Bank Indonesia akan selalu ada di pasar untuk menjaga agar volatilitas dari pada nilai tukar tetap terjaga. Ia menegaskan, Bank Indonessia dari waktu ke waktu seandainya dirasakan perlu  akan melakukan bentuk intervensi.

Namun Agus Martowardojo menegaskan, yang dilakukan bukan hanya dalam bentuk intervensi, tetapi juga dalam bentuk meyakini, bahwa kita bisa mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya macro-prudential atau komunikasi atau koordinasi dengan pemerintah sebagaimana yang dilakukan sekarang.

"Jadi, Bank Indonesia juga akan secara umum menjelaskan bagaimana kondisi dan bagaimana strategi daripada Bank Indonesia, nanti dari fiskal. Menteri Keuangan juga akan menjelaskan tentang bagaimana kondisi dan bagaimana strategi dan juga dari real sector, nanti menteri-menteri terkait dengan sektor rill juga akan menyampaikan penjelasan sehingga ada koordinasi yang baik untuk mempersiapkan Indonesia menjelang akhir tahun dan persiapan awal tahun 2015," terang Agus. (*)

Editor: Roelan