Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Interkoneksi Batam-Bintan Dijanjikan Terealisasi Juni 2015

Diberi Janji oleh Dirut PT PLN Persero, Sani 'Berbunga-bunga'
Oleh : Charles Sitompul
Jum'at | 12-12-2014 | 10:55 WIB
nur-sani1.jpg Honda-Batam
Dirut PT PLN Persero, Nur Pamudji saat berdiskusi dengan Gubernur Muhammad Sani.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kendati belum ada kepastian dengan janji-janji yang diungkapkan Dirut PT PLN Persero, Nur Pamudji terhadap penanganan krisis listrik di Kepri, namun Gubernur Muhammad Sani mengaku puas dan "berbunga-bunga".

"Kendati hal ini masih menunggu dan mengharapkan kita bersabar hingga Juni 2015, tetapi dengan pertemuan dan pembahasan krisis listrik dengan Dirut PT PLN Persero yang menyempatkan diri datang dan menemui kami di Kepri, malam ini membuat hari saya senang dan berbunga-bunga" kata Sani, Kamis (11/12/2014) malam.

Sani juga mengatakan, kendati memang waktu yang ditunggu-tunggu belum memenuhi keinginan, tetapi dengan program dan janji yang disampaikan Nur Pamudji yang akan segera dapat mengalihkan 15 MW daya interkoneksi Tanjungkasam, Batam ke Tanjunguban akan menjadi soluasi awal dalam penanganan listrik di Tanjungpinang dan Bintan. 

Demikian juga dengan janji PLN yang akan membangun pembangkit listrik  Compress Natural Gas (CNG) dengan daya 6 MW di Pulau Dompak, sebagaimana pembangkit yang dibangun PLN di Kampung Tekojo Kijang, Bintan Timur, diharapkan akan dapat terealisasi pada Mei 2015, yang nantinya dapat diperuntukan, untuk memenuhi kebutuhan listrik 4 MW di Pusat Pemerintahan, dan 2 MW sisanya untuk‎ kebutuhan masyarakat di Dompak. 

"Kita memang mengharapkan krisis listrik yang sudah kita gesa dan perjuangkan sejak dua hari saya dilantik jadi Gubernur ini dapat segera terselesaikan. Tetapi kita mau bilang apa, dan saya sendiri inginnya besok, namun kenyataannya kita masih diminta untuk bersabar, dan hal ini, akan menjadi refrensi bagi kami yang akan kami sampaikan pada masyarakat," kata Sani. 

Selain itu, Sani juga menyampaikan, dengan akan segera tersambungnya daya awal interkoneksi 15 MW dari Batam dan dialihkan melalui jaringan listrik dari Tanjunguban ke Tanjungpinang akan dapat menambah pasokan listrik di ibukota Kepri yang saat ini sering padam, sambil menunggu izin Pinjam Pakai Hutan Lindung dari Menteri Kehutanan, untuk mengalihkan 100 MW melalui transimisi tegangan tinggi. 

"Dari pembahasan tadi, kami juga membicarakan mengenai investasi listrik bagi swasta di Kepri. Menurut Dirut PLN Persero, hal tersebut juga sangat dimungkinkan. Atas dukungan PLN ini, saya juga akan mengajak sejumlah investor, khususnya Bintan Power Plan (BPP) agar ikut tender pengadaan pembangkit listrik di Kepri," kata Sani.

Mengenai fluktuasi harga. Sani meminta PLN dan investor dapat memenuhi kesepakatan bersama, hingga tidak menjadi persoalan dan investor mau menanamkan investasinya di bidang listrik. Selain kemungkinan, daerah melalui BUMD dan perusahaan daerah lainnya, yang juga dimungkinkan, untuk berinvestasi di bidang kelistrikan lokal.

Inilah janji-janji Dirut PT PLN Persero menangani krisis listrik di Kepri:

1. Mempercepat penanaman kabel bawah laut untuk mengoneksikan jaringan listrik Tanjungkasam, Batam ke Tanjunguban, Bintan. 

2. Mengalirkan 15 MW tahap awal dari PLTU Tanjungkasam Batam setelah kabel bawah laut terpasang minimal pada Juni 2015. 

3. Melaksanakan pembangunan Pembangkit Listrik Compress Natural Gas (CNG) dengan kekuatan 6 MW di Dompak, untuk kebutuhan kantor pemerintah dan masyarakat. 

4. Mengadakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di bawah 1 MW di sejumlah pulau-pulau terdepan di Kepri, dengan meminta dukungan Pemerintah Daerah ke Pusat. 

5. Pelaksanaan tender baru bagi investasi swasta di Kepri dalam pengadaan pembangkit listrik yang dayanya akan dibeli PLN. 

6. Mengupayakan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari Menteri Kehutanan, untuk segera mewujudkan Interkoneksi Listrik 100 MW Batam-Bintan. 

Editor: Dodo