Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ternyata, Siswi SD Juan Harapan Batam Ini Bisa Kecoh Penculiknya
Oleh : Gabriel P Sara
Rabu | 10-12-2014 | 15:01 WIB
photo bersama, Livia bersama kedua orang tuanya.jpg Honda-Batam
Livia bersama kedua orang tuanya setelah berhasil diselamatkan dari penculikan. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Livia Wirdina Sihaloho, siswi SD Juan Harapan Batam, terlihat tidak syok ataupun trauma meskipun sebelumnya sempat diculik sejumlah pria selama seharian. Saat diculik, Livia juga berhasil mengecoh para pelaku saat menerima telepon dari polisi.

"Dia (Livia, red) biasa-biasa saja, ceria, bermain seperti biasa. Bahkan dia tak ada rasa takut sedikit pun," ujar Marida Hutaean, ibu kandung Livia, kepada pewarta saat mendatangi kediamanya di Perumahan Graha Batuaji Asri Blok I-1 nomor 16, Rabu (1O/12/2O14) siang.

Marida menuturkan, Livia mengaku sempat dibawa mengelilingi Batam. Livia juga sempat diberikan obat tidur saat berada di dalam mobil yang dikendarai pelaku, namun ditolak.

"Kata Livia, dia sempat ditawarin obat, obat tidur, tapi Livia menolak, karena dia mau minum kecuali ada resep dokternya. Itu kebiasaannya di rumah," kata Marida.

Selain itu, Livia juga sempat ditawarkan untuk dibelikan pakaian dengan alasan untuk dipakai ke Jakarta menjenguk bapak dan ibunya yang sudah berada di Jakarta. "Tapi dia tidak mau karena dia tahu kalau kami itu masih di Batam," terang Marida.

Beruntung, para pelaku yang sudah ditangkap -kecuali dalangnya yang berinisial ST- tidak melakukan penganiayaan kepada Livia. Malah, Livia juga dibelikan makanan namun tetap ditolak.

Livia pun diajak jalan-jalan bersama pelaku sampai ke Jembatan IV Barelang. "Om (pelaku, red) itu nggak ngapain-ngapain aku. Mereka bawa saya, banyak belok-beloknya. Hanya saya ingat kami sempat ke Jembatan IV. Kami seharian mutar-mutar saja," kata Livia dengan wajah polos dan ceria.

Meskipun masih berusia 8 tahun, Livia termasuk cerdas dalam menghadapi masalah. Ketika dihubungi polisi yang menyamar sebagai ayahnya, Livia pun "berakting" seolah-olah sedang berbicara dengan ayahnya.

Padahal Livia mengaku sudah tahu jika yang menelepon itu bukan ayahnya. "Saya hafal nomor dan suara ayah saya. Saya pura-pura saja biar mareka ketangkap. Kami sempat istirahat di salah satu tempat penginapan. Kata om (pelaku, red) itu mareka capek karena seharian mutar-mutar terus," terangnya.

Livia sendiri, lanjut Marida, saat melihat teman-temanya pagi tadi pergi sekolah, ia pun ingin pergi ke sekolahnya. Namun kedua orang tuanya belum mengizinkan dia untuk masuk sekolah.

"Kita nggak tahu, namanya anak-anak. Kayaknya kemarin dia masih trauma. Soalnya semalam itu pas tidur dia mengigau, katanya, om aku mau pulang, om, pulangin aku. Makanya kami belum mengizinkan dia sekolah," terang Marida. (*)

Editor: Roelan