Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peneliti Duga, Bumi Punya 'Waduk Karbon' Terbesar
Oleh : Redaksi
Kamis | 04-12-2014 | 08:38 WIB
InsideEarth-620x350.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - PENELITI memprediksi, sebanyak dua pertiga karbon Bumi tersembunyi dalam inti terdalam. Sehingga berdasarkan model yang dibuat peneliti, kondisi itu diibaratkan sebagai waduk karbon terbesar di bumi.

Dalam sebuah makalah yang dijadwalkan bakal dipublikasikan dalam jurnal online Prosiding National Academy of Sciences (PNAS) pekan ini, peneliti Universitas Michigan dan rekan menunjukkan bahwa karbida besi, Fe7C3, cocok dengan kepadatan dan kecepatan suara dari inti bumi di bawah kondisi yang relevan.

Jika benar, model itu bisa membantu menyelesaikan masalah pengamatan yang dihadapi peneliti selama beberapa dekade.

"Model dari karbida inti kompatibel dengan kimia kosmik, geokimia dan petrologi kendala yang ada, tetapi hipotesis provokatif dan spekulatif ini masih memerlukan pengujian lebih lanjut," kata Jie Lie, profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan Hidup Universitas Michigan, yang juga peneliti utama proyek tersebut.

Dari hasil penelitian itu menunjukkan bahwa inti bumi terdiri dari besi kristal yang berpadu dengan sejumlah kecil nikel dan beberapa unsur ringan. Namun, gelombang seismik yang disebut "gelombang S" merambat melalui inti sekitar setengah dari kecepatan yang diinginkan untuk memperbanyak paduan kaya zat besi di bawah tekanan yang relevan.

Beberapa peneliti telah dikaitkan dengan kecepatan gelombang S hingga munculnya cairan, mempertanyakan soliditas inti dalam. Dalam beberapa tahun terakhir, kehadiran berbagai elemen-termasuk cahaya sulfur, karbon, silikon, oksigen dan hidrogen telah diusulkan untuk menjelaskan defisit kepadatan inti bumi.

Besi karbida baru-baru ini muncul sebagai komponen kandidat utama dari inti dalam bumi. Para peneliti itu menyimpulkan bahwa kehadiran karbida besi bisa menjelaskan anomali gelombang S yang lambat, sehingga menghilangkan hal-hal yang diperlukan untuk pelelehan parsial.

Dalam studi mereka, para peneliti menggunakan berbagai teknik eksperimental untuk mendapatkan kecepatan suara untuk karbida besi hingga tekanan inti. Selain itu, mereka mendeteksi efek anomali transisi spin besi pada kecepatan suara.

Mereka menggunakan teknik sel intan dalam kombinasi dengan serangkaian metode sinkrotron canggih, termasuk hamburan nuklir resonansi inelastik sinar-X, spektroskopi sinkrotron Mössbauser dan spektroskopi emisi sinar-X. (*)

Editor: Roelan