Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kebutuhan dan Pasokan Tak Sinkron Jadi Penyebab Kekosongan Stok Obat di RSUD Kepri
Oleh : Harjo
Selasa | 02-12-2014 | 16:15 WIB
RSUD-Kepri-Tanjunguban.gif Honda-Batam
RSUD Kepri Tanjunguban.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban-  Banyaknya keluhan dari masyarakat atau keluarga pasien terkait sering tidak adanya stok obat di RSUD Kepri di Tanjunguban diduga karena belum sinkronnya antara kebutuhan dengan pasokan distributor.

"Antara kebutuhan dan distribusi obat yang dibutuhkan memang belum maksimal. Karena walaupun harga obat sudah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan, tetapi nyatanya di lapangan hal tersebut justru belum bisa sinkron, karena tidak semua distributor menjual sesuai dengan harga yang ditentukan," ungkap dr Firgok Alibuto dari manajemen RSUD Kepri kepada  BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Selasa (2/12/2014).

Dijelaskan Firgok, dalam pelaksanaan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam memberikan pelayanan terhadap pasien khusus masalah obat harus sesuai dengan E-Katalog yang sudah ditentukan. Sehingga kalau baik dari dokter atau pasien yang memesan obat tidak masuk dalam daftar katalog, maka hal tersebut tidak masuk dalam program BPJS dan menjadi tanggungan pasien.

"Pihak RS yang memberikan pelayanan harus menyesuaikan dengan katalog dan bila ada kekeliruan dari pasien atau dokter, maka tidak menjadi tanggungan dari BPJS. Dalam masa persiapan hingga Agustus lalu di RS ini, masih ada kebijakan apabila memang obat ada di RS walau tidak masuk dalam katalog, maka tidak dibebankan kepada pasien. Tetapi sejak September 2014 kebijakan tersebut sudah ditiadakan," ujarnya.

Kebijakan itu diberlakukan setelah mempertimbangkan kesiapan dari RSUD Tanjunguban, walaupun dalam perjalanannya masih ada kendala masalah distributor obat untuk masuk ke RS. Sehingga pihak RS menggandeng apotik Kimia Farma untuk membackup apabila membutuhkan atau kekurangan obat bagi pasien.

"Untuk mengantisipasi langkanya obat untuk kebutuhan pasien, maka kita menggandeng Kimia Farma, karena kalau tidak diantisifpasi jelas pihak RS juga yang terseret-seret masalah pelayanan. Mengingat tidak semua distributor menjual obat sesuai dengan harga yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan," imbuhnya.

Editor: Dodo