Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pasien Keluhkan Harus Beli Obat di Luar RSUD Tanjunguban
Oleh : Harjo
Selasa | 25-11-2014 | 16:05 WIB
RSUD-Kepri-Tanjunguban.gif Honda-Batam
RSUD Kepri di Tanjunguban.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Sampai saat ini, pelayanan RSUD Kepri di Tanjunguban, dinilai belum maksimal terutama masalah stok obat. Hal ini karena sebagian besar pasien justru harus membeli obat dari resep dokter ke apotik yang ada di luar rumah sakit. Mirisnya pasien tersebut sudah jelas-jelas sudah menjadi anggota BPJS Kesehatan.

"Kita sangat menyayangkan, kalau sampai saat ini pihak RSUD Tanjunguban, belum bisa memberikan pelayanan terhadap pasiennya. Terutama pasien dari BPJS, karena sebagian obat tidak ada di RS dan terpaksa pasien harus membeli obat di luar atau di apotik mengunakan uang pribadi," ungkap Ishak, keluarga pasien pemegang BPJS Kesehatan kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Selasa (25/11/2014).

Menurutnya kesannya program BPJS yang digunakan oleh peserta justru tidak bisa memberikan perlindungan untuk kesehatan. Karena walaupun sudah menjadi anggota BPJS, justru persediaan obat tidak ada di RS dan keluarga pasien pun terpaksa membeli obat di luar dengan menggunakan uang pribadi.

"Artinya menjadi anggota BPJS justru terkesan tidak memberikan manfaat, buktinya pasien tetap dibebankan untuk membeli obat di luar. Padahal kalau dalam program BPJS yang selalu digembar-gemborkan pelayanannya sangat maksimal. Sayang realisasinya di lapangan jauh dari apa yang diharapkan. Mungkin kalau bagi keluarga yang mampu tidak terlalu bermasalah, tetapi bagaimana yang memang dari keluarga tidak mampu," tegasnya.

Lebih jauh dijelaskan, memang dirinya tidak mengetahui secara persis masalahnya, apakah dari pelayanan rumah sakit atau program BPJS yang memang pelayanan tidak maksimal dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Tetapi kenyataanya pelayanan seperti itu, sudah menjadi keluhan sejumlah warga di Bintan Utara dan Lobam.

Terkait permasalahan tersebut Direktur RSUD Tanjunguban, dr Didi Kusmaryadi yang coba dikonfirmasi terkait permasalahan obat tersebut hingga berita ini diunggah belum memberikan jawaban secara resmi.

Editor: Dodo