Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bentrok TNI-Polri di Batam, Kamdani Tak Sangka Dirinya Terkena Peluru Nyasar
Oleh : Irwan Hirzal
Kamis | 20-11-2014 | 13:13 WIB
kamdani_2.jpg Honda-Batam
Kamdani saat mendapatkan perawatan di RS BP Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kamdani (35), buruh bangunan yang terkena peluru nyasar ini mengaku tak menyangka dirinya bisa terkena peluru nyasar dalam bentrok antara anggota Yonif 134 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepri pada Rabu (19/11/2014) malam tadi.

Hal itu diakuinya mengingat jarak antara lokasi bentrok di Mako Brimob, Jalan Trans Barelang dengan lokasi SD Islam Terpadu Insan Harapan Kelurahan Tembesi sekitar 1 kilometer. 

"Saya tidak nyangka terkena peluru nyasar. Memang saya tahu ada bentrok baku tembak, tapi lokasi saya dengan markas sangat jauh sekitar 1 kilometer lebih, apalagi lokasinya di atas bukit," ujar Kamdani, Kamis (20/11/2014) di RS BP Batam.

Kamdani mengaku kondisinya kini sudah lebih membaik dibandingkan saat awal dirinya tertembus timah panas para abdi negara itu. Awal saat paha kanannya tertembus peluru, Kamdani hanya merasa kondisi badannya dingin.

"Saat kena peluru itu, yang saya rasakan hanya lah dingin lalu tiba-tiba badan langsung panas," ujarnya.

Sementara itu, Suwito, rekannya, mengaku saat kejadian dan membawa Kamdani ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embun Fatimah sekitar pukul 21.30 WIB sempat ditolak rumah sakit itu dan disarankan korban peluru nyasar untuk dirujuk ke RS BP Batam di Sekupang.

"Katanya rumah sakit tidak ada alat rontgen untuk melihat peluru yang bersarang ke paha sebelah kanan, makanya kita bawa ke RS BP Batam," ujarnya.

Di RS BP Batam, Kamdani langsung mendapat perawatan di unit Gawat Darurat (UGD) untuk pertolongan pertama, dikarenakan kondisi korban sempat sekarat. Hingga Kamis siang, Kamdani sudah berada diruang rawat inap Teratai 04. 

"Sekarang kondisinya sudah membaik dibanding saat kejadian. Untuk biaya untuk sementara ini ditanggung pihak sekolah tempat kami menggarap proyeknya," pungkasnya.

Editor: Dodo