Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masuki Musim Utara, Ilegal Fishing di Anambas Merajalela
Oleh : Redaksi
Rabu | 19-11-2014 | 19:59 WIB
kapal nelayan asing.jpg Honda-Batam
Kapal nelayan asing yang berkeliaran di perairan Anambas.

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Jelang musim Angin Utara yang memasuki wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, dimana pada musim itu cuaca di Laut Cina Selatan ini cukup ekstrim untuk nelayan lokal menangkap ikan. 

Namun kondisi ini tidak untuk nelayan asing, pada cuaca tersebut aksi ilegal fishing di perairan Anambas semakin merajalela, bahkan seratus kapal asing sangat terlihat jelas di perairan kabupaten ini.

Desa Kiabu Kecamatan Siantan Selatan contohnya dimana desa tersebut merupakan salah satu desa yang berada di perbatasan antara Indonesia dengan negara-negara asing yang sering terlihat oleh warga setempat akan aktivitas nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di seputaran pulau tersebut.

"Kalau sudah mau masuk musim angin utara ini, semakin banyak Bang, nelayan kapal-kapal asing ini, semakin berani. Enggak jauh jarak mereka nangkap ikan dari pulau. kami aja yang dari kiabu sering lihat lampu-lampu kapal mereka dari pelabuhan desa. Jumlahnya ratusan lah," beber salah seorang warga Desa Kiabu yang namanya enggan ditulis pada media ini di Tarempa, Rabu (19/11/2014).

Ia mengaku belum lama ini telah melihat 3 kapal asing yang tengah melakukan pencurian ikan diwilayah desa kiabu. bahkan kapal tersebut nekat merapat kepualau lintang desa kiabu karena menghindari cuaca yang ekstrim.

Ia juga menduga kapal asing tersebut merupakan kapal rekanan yang ditangkap oleh KRI Sutedi Senoputra-378 beberapa waktu lalu. Pasalnya kapal-kapal asing itu mulai terlihat di desa tersebut pada pukul 20.00 WIB dan menghilang menjelang subuh datang.

"Mereka sering terlihat di Desa Kiabu, Pulau Bawah dan antara Kiabu dan Pulau Serak. Biasanya untuk nipu petugas mereka pakai bendera kita (Indonesia-red) dan nama kapalnya pun nama Indonesia dibuatnya," Bebernya lagi

Niat ingin melaporkan aktivitas nelayan asing inipun sempat ingin melaporkannya kepada pihak berwenang. Namun karena jaringan telekomunikasi yang tidak ada sama sekali di desa tersebut menjadi alasan utama mereka untuk melaporkan hal itu tidak terlaksana.

"Mau melapor pakai apa, Bang? Bukan ponsel yang nggak ada, ada. sinyal yang nggak ada. Dulu sempat kita laporkan sama DKP, dia cuma bilang akan ditindaklanjuti saja. sampai sekarang tindakan apapun tak ada. kalau kita lawan mereka, kita tak berani Bang, jumlah mereka bukan sedikit, mereka juga kadang bawa senjata juga," bebernya lagi.
 
Besar harapan warga Desa Kiabu agar pemerintah daerah dan instansi terkait mengambil sikap dan melarang kapal asing tersebut dari perairan Indonesia khususnya perairan Anambas. Bahkan warga tersebut akan bersikap apatis kepada pemerintah daerah jika permintaan mereka tidak ditanggapi

"Yang saya khawatirkan masyarakat nanti malah berbalik, bukan melaporkan malah membantu nelayan asing itu. Karena tidak ada tindakan dari pemerintah, daripada terus kecewa, lebih baik bantu nelayan asing demi uang. kondisi itulah yang kami enggak mau, jadi tolonglah kami, toloong lah kami. Tolong kami warga desa perbatasan ini. Macam mana kami mau nangkap ikan kalau nelayan asing banyak kayak gitu? Takut lah kami kapal asing banyak kayak gitu," Pintanya

Di lain tempat, Pasops Lanal Tarempa, Lettu (P) Murwoko membantah informasi tersebut. Dia bahkan meminta agar masyarakat langsung melaporkan jika menemukan atau melihat kapal-kapal asing yang melakukan aktivitas di perairan Anambas. 

Tak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa selama ini Lanal Tarempa telah melakukan patroli secara rutin di seluruh perairan Anambas. Sehingga informasi yang disampaikan oleh masyarakat sebaiknya dikroscek terlebih dahulu kebenarannya

"Kapal kita tetap lakukan patroli secara rutin di perairan Anambas dalam bulan ini saja sudah ada 5 kapal asing yang diamankan. Kita juga mengharapkan peran serta dari nelayan setempat agar memberi informasi yang jelas terhadap keberadaan kapal asing yang selalu mencuri ikan di daerah kita. Tanpa informasi saja kita patroli, jadi kalau ada informasi maka akan kita tindak dengan tegas saat ini tidak ada lagi ampun bagi nelayan asing yang masih mengambil kekayaan alam kita," tegas Murwoko kepada wartawan saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Editor: Dodo