Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Jambi di Pulau Berhala Ingin Jadi Penduduk Lingga
Oleh : Nurjali
Senin | 17-11-2014 | 18:54 WIB
Raja Abdul Roni.jpg Honda-Batam
Raja Abdul Roni, warga Jambi di Pulau Berhala, menunjukkan KTP Jambi. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Warga Jambi yang masih tinggal di Pulau Berhala mengharapkan agar Pemerintah Provinsi Kepri dan Kabupaten Lingga dapat berlaku adil terhadap mereka. Mereka pun mengatakan siap jika dilakukan pemutihan identitas mereka untuk dijadikan warga Kabupaten Lingga.

"Yang penting, kalau ada bantuan kami juga dibantu dan kami siap jika harus mengganti KTP dan KK kami menjadi KK dan KTP Kabupaten Lingga," kata Raja Abdul Roni, salah satu warga jambi yang tinggal di Pulau Berhala, kepada Gubernur Kepri, HM Sani, saat menggelar syukuran di situ, Senin (17/11/2014).

Roni yang mengaku sudah berusia 76 tahun tersebut mengatakan, dirinya sudah puluhan tahun tinggal di Pulau Berhala, selain keluarganya. Ada juga delapan kepala keluarga (KK) yang berkartu keluarga Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi, yang tinggal di Pulau Berhala. Mereka masing-masing berasal dari Kecamatan Teluk Nipah 5 KK dan 3 KK berasal dari Kecamatan Sadu.

"Kami di sini ada delapan KK yang ber-KTP Jambi, dan kami punya lahan dan tanah di sini. Jadi, tak mungkin meninggalkan pulau ini," katanya.

Hasim, warga Jambi lainnya, mengatakan dirinya dan keluarga menerima apa yang menjadi keputusan pemerintah. Untuk itu dia berharap agar Pemerintah Kabupaten Lingga mau mengakui dirinya sebagai warga Lingga.

"Kami akan sangat senang jika kami diakui sebagai warga Lingga dan diperlakukan sama dengan warga lainnya," ujar hasim yang fasih dengan logat Jambinya.

Hasim menceritakan, dirinya tinggal di Pulau Berhala karena jarak antara pulau tersebut dengan Jambi sangat dekat. Jika menggunakan pompong, dirinya hanya membutuhkan waktu satu jam, dan jika menggunakan speedboat hanya butuh waktu 15 menit untuk ke Jambi.

"Sebelum digugat ke MK, banyak warga jambi yang tinggal di sini karena jaraknya sangat dekat. Sekarang mereka kembali ke Jambi setelah ada putusan MK," terangnya.

Warga sekitar juga sempat becerita tentang Pulau Berhala yang kecil namun memiliki banyak sejarah. Bahkan salah satu makam Raja Turki yang disebut Datuk Paduka Berhala juga menjadi situs sejarah yang banyak dikunjungi di pulau tersebut. 

Selain itu, di pulau itu juga terdapat meriam roda yang menurut warga sekitar adalah meriam di zaman penjajahan Jepang yang terletak di atas puncak bukit pulau tersebut. Bahkan di bawah bukit tersebut terdapat bangkai kapal di zaman Jepang, dan beberapa peninggalan lainnya.

"Di sini dulu ada pelabuhan Jepang, tapi sampai sekarang belum ada yang berani menelusuri karena medannya sangat berbahaya," kata Anis, salah satu masyarakat yang juga mengaku warga Jambi.

Menuritnya, warga yang sudah ber-KTP Lingga juga banyak tinggal di sini. Namun sejak Berhala jadi rebutan, hubungan warga jambi dengan warga Kepri menjadi kurang harmonis. "Mudah-mudahan semuanya bisa kompak lagi," katanya. (*)

Editor: Roelan