Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wabah Ebola Pun Ancam Perekonomian Global
Oleh : Redaksi
Senin | 17-11-2014 | 14:23 WIB
Ebola-Virus-Graphic.jpg Honda-Batam
Ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Brisbane - Wabah Ebola dapat memberikan dampak serius bagi perekonomian dunia serta memicu bencana kemanusiaan. Demikian pernyataan para pemimpin dunia di pertemuan G-20. 

Seluruh negara dunia diminta berupaya keras memerangi penyebaran virus yang hingga telah memakan lebih dari 5.000 korban jiwa itu.

Para pemimpin dunia, seperti Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan Presiden Cina, Xi Jinping, dalam pertemuan negara-negara G-20 di Australia pekan lalu siap melakukan hal yang diperlukan guna menghalau wabah dan menyinggung efek virus terhadap kemanusiaan serta perekonomian.

"Kami mengundang negara-negara yang belum turut serta untuk ikut memberikan kontribusi finansial, (mengerahkan) tim medis terlatih, (mengirimkan) perlengkapan medis dan perlindungan tubuh, serta obat-obatan," ujar kedua pemimpin dalam sebuah pernyataan bersama.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaksir bahwa lebih dari 5.100 orang meninggal karena Ebola. Korban terbanyak berasal dari Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di AS (CDC), sekitar 550.000 hingga 1,4 juta orang terancam akan tertular virus pada pertengahan Januari di Liberia dan Sierra Leone jika sejumlah langkah tidak diambil.

Obama dalam pidatonya di sebuah universitas Australia mengatakan bahwa krisis tersebut seharusnya tidak ditanggapi oleh banyak negara dengan cara menutup perbatasan dan mengetatkan pemeriksaan.

Pada Oktober, pemerintah Australia melarang warga dari negara-negara yang terkena dampak terparah untuk memasuki wilayahnya. Pemerintah AS pun melakukan pemeriksaan lebih ketat bagi para pelancong dari Afrika Barat yang akan memasuki wilayahnya.

Dana Moneter Internasional bulan lalu mengatakan akan menyediakan bantuan keuangan darurat senilai $130 juta bagi Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Namun, AS, penyokong terbesar IMF, meminta lembaga tersebut untuk memberikan bantuan keringanan utang kepada ketiga negara itu sebesar $100 juta.

Para pemimpin G-20 berharap para peneliti, regulator, dan perusahaan farmasi untuk berlaku lebih serius mengembangkan perangkat diagnosa, vaksin, dan penanganan virus tersebut.

Para pemimpin tersebut mendesak IMF dan Bank Dunia untuk mencari cara baru menyikapi ihwal efek wabah penyakit pada perekonomian di masa mendatang. Menurut Bank Dunia, keuangan regional akan menerima dampak senilai $32,6 miliar pada akhir 2015 jika virus terus berbiak di ketiga negara tersebut. (*)

Sumber: WSJ