Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kompol Gatot Pimpin Upacara Pelepasan Jenzah

Aiptu Yudika Manao Dimakamkan di TPU Seitemeang
Oleh : Romi Chandra
Sabtu | 15-11-2014 | 14:14 WIB
IMG_20141115_132124.jpg Honda-Batam
Sebelum jenazah Aiptu Yudika Manao dibawa ke pemakaman, terlebih dahulu dilakukan upacara penyerahan jenazah dari keluarga kepada Polresta Barelang, sekitar pukul 13.00 WIB, Sabtu (15/11/2014).

BATAMTODAY.COM, Batam - Jenazah Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Yudika Manao akhirnya dimakamkan pada Sabtu (15/11/2014) siang ini, setelah disemayamkan selama dua hari di rumah duka, Kampung Tua Belian, Batam Center.


Sebelum disemayamkan di peristirahatan terakhirnya di komplek pemakaman Seitemang, dilakukan penyerahan jenazah dari keluarga ke Polresta Barelang sekitar pukul 13.00 WIB. Upara penyerahan jenazah tersebut dipimpin oleh Kabagren Polresta Barelang, Komisaris Polisi (Kompol) Gatot Sudibyo, di halaman rumah duka.

"Mewakili Kapolresta Barelang, saya menyampakan turut berduka atas kepergian Aiptu Manao yang begitu cepat dan sangat tidak diduga. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga bisa tabah dan menerima semua yang telah terjadi," kata Gatot.

Usai upacara penyerahan jenazah tersebut, mendiang Aiptu Yudika Manao diantarkan oleh Satreskim Polresta Barelang ke TPU Seitemiang dengan menggunakan mobil ambulans.

Keluarga, karib kerabat serta aparat kepolisian tampak memenuhi rumah duka untuk ikut mengantarkan Aiptu Yudika ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Sebelum jenazahnya dibawa ke tempat pemakaman umum Seitemiang, dilangsungkan upacara adat Nias. Salah tokoh  masyarakat Nias menyampaikan rasa berbelasungkawa.

Selain itu, tokoh masyarakat itu juga meminta agar pihak keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan sabar menerima semua ini. Penyampaian ucapan tersebut dilakukan menggunakan bahasa khas Nias.

Setiap kallimat selesai diucapkan, tokoh masyarakat lainnya menyahut dengan kata 'Ya Yahe, Ande' yang artinya mengiyakan setiap apa yang disampaikn oleh tokoh masyarakat tersebut.

"Ini merupakan upacara adat kami sebelum jenazah dimakamkan. Tokoh masyarakat menyampaikan kata belasungkawa, dijawab oleh tokoh masyarakat lainnya mengiyakan ucapan tersebut. Kalau di daerah Nias, biasanya juga dilakukan kegiatan lompat batu," kata Kiky Gaho, Ketua organisasi Pemuda Nias Bersatu Batam.

Usai penyampaian rasa belasungkawa tersebut, dilanjutkan dengan pembacaan riwayat hidup Aiptu Yudika, kata sambutan dari pihak keluarga, sepatah kata dari pendeta, dan kata sambutan dari pihak kepolisian, serta sambutan dari perwakilan kumpulan warga Nias di Batam.

Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu dari keluarga dan anak Aiptu Yudika Manao. Baru setelah itu dilakukan pelepasan jenazah unuk dibawa pihak kepolisian ke pemakaman di Seitemiang.

Anak kedua Aiptu Yudika Manao, Bruno, membawakan lagu rohani dari Hill Song berjudul Broken Vessel sebagai persembahan terakhir ayahnya tercinta. Sepenggal lirik lagu Broken Vessel yang dipersembahkan untuk ayahnya sebelum dimakamkan, "Oh I can see it now.. Oh I can see the love in Your eyes..Laying Yourself down..Raising up the broken to life."  


Lagu rohani ini merupakan lagu yang sangat disukai Aiptu Yudika semasa hidupnya, ketika dinyanyikan oleh anaknya. Berduet dengan kakaknya, Yusti, yang memainkan girar akustik, Bruno berusaha melantunkan lagu itu bait demi bait, meski kondisi suara serak karena isak tangi.

Segenap keluarga dan kerabat yang ditinggalkan almarhum Yudika Manao, serta khalayak yang melayat, tak kuasa menahan tetesan air mata.

Sepenggal lirik tersebut jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, berarti, "Oh, aku bisa melihat itu sekarang..... Oh, aku bisa melihat cinta di mataMu (Tuhan). Meletakkan Diri bawah, membangkitkan yang rusak untuk hidup".

Editor: Surya