Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PII Kepri Persiapkan Diri Songsong MEA
Oleh : Redaksi
Kamis | 13-11-2014 | 12:21 WIB

BATAMTODAY.COM - Siap tak siap, pada tahun 2015 mendatang, kesepakatan Masyakarat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN akan mulai berlaku.

MEA akan berdampak ke seluruh bidang industri yang menyokong kehidupan perekonomian masyarakat di kawasan ASEAN. Kompetensi sumber daya manusia akan menjadi ujung tombak memenangkan pasar yang terbuka dan terintegrasi. Negara yang siaplah yang akan mendominasi MEA. 

Jika ingin tetap bisa bersaing, masyarakat Indonesia harus berbenah. Hal ini juga berlaku dengan masyarakat dengan profesi Insinyur. Insinyur Indonesia perlu memperlengkapi diri agar dapat melakukan praktek keinsinyurannya di seluruh negara ASEAN.

Masalah terbesar yang dihadapi Indonesia adalah masih sedikitnya tenaga ahli teknik yang memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai standar Mutual Recognition Arrangement (MRA) dan bersertifikat ASEAN Chartered Profesional Engineer (ACPE). Saat ini baru ada 124 insinyur Indonesia yang memiliki kompetensi sesuai dengan standar MRA dan bersertifikat ACPE.

Sebagai pembanding, mengutip data dari Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, insinyur yang telah bersertifikat ACPE sebanyak 787 orang didominasi oleh orang Singapura dan Malaysia. Dengan standard MRA dan sertifikat ACPE, setiap negara anggota ASEAN mengakui pendidikan, pengalaman, ataupun sertifikasi yang dimiliki negara lain. Proses sertifikasi insinyur Indonesia telah mulai digiatkan dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.

Kualitas dan kuantitas insinyur yang juga diakui oleh negara lain harus ditingkatkan, untuk menghadapi banjir serbuan insinyur-insinyur asing masuk ke Indonesia. Dengan bersertifikat MRA, para insinyur Indonesia bisa bekerja di negara ASEAN mana saja. Untuk menghadapi persoalan di atas,  di Provinsi Kepulauan Riau, telah terbentuk Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Kepri dan Cabang Batam, yang sebelumnya menjadi satu lembaga dengan PII Wilayah Provinsi Riau di Pekanbaru.

Ketua PII Wilayah Kepri Ir. Grace Liliana MSc, dan Ketua PII Cabang Batam Ir. Arief Budiman, menyampaikan bahwa pengurusan sertifikasi insinyur sebagai syarat administratif agar dapat bersaing di pasar ASEAN sudah dapat ditampung secara regional, dalam sambutannya setelah terpilih secara aklamasi di Musyawarah PII Wilayah Kepri pada Juni 2014 silam.

Pekerjaan rumah berat yang dihadapi PII Wilayah Kepri dan Cabang Batam adalah melakukan sosialisasi UU No 11 Tahun 2014 tentang keinsinyuran di Indonesia dan mengajak  para insinyur yang ada di wilayah ini untuk memiliki standar kompetensi yang sesuai dengan bidang keinsinyuran yang telah dimiliki masing-masing individu.

Sebagai bentuk sosialisasi, PII Wilayah Kepri dan Cabang Batam telah ikut berperan menggunakan ajang internasional eksebisi Inamarine kedua tanggal 22 hingga 24 Oktober 2014. Sambutan para pengunjung sangat positif, ada yang berniat untuk mendaftarkan diri bergabung dengan PII dan mencari tahu akan standar kompetensi.

Pengurus PII juga akan mengadakan Kursus Pendidikan Profesional Insinyur pada tanggal 29 November 2014 mendatang sebagai tanggapan atau upaya 'jemput bola' atas animo positif yang diterima dari para ahli teknik Batam.

Rekan-rekan insinyur yang berkesempatan untuk mengikuti KPPI di bulan November ini bisa menghubungi Pengurus PII dengan alamat pii_kepulauanriau@yahoo.co.id atau PII_CAB_BATAM@yahoo.co.id atau nomor kontak telepon 081364811892.

Hidup Insinyur Indonesia, Salam PII

Editor: Dodo