Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Batalyon Infanteri-10 Marinir SBY Batam Resmi Dikukuhkan
Oleh : Gabriel P Sara
Senin | 10-11-2014 | 18:11 WIB
yonif-10_marinir_sby_batam.jpg Honda-Batam
Pengukuhan Batalion Infanteri-10 Marinir SBY Batam. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Batalyon Infanteri (Yonif) -10 Marinir/Satria Bumi Yudha (SBY) Batam resmi dikukuhkan. Yonif 10 Marinir Batam, yang bermarkas di Pulau Setokok, Barelang, diresmikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio, Senin (10/11/2014).


Upaca peresmian Batalyon Infanteri-10 Marinir/SBY, yang berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB, itu diwarnai gerimis.

Batalyon Infanteri-10 Marinir/SBY Batam ini diperkuat 700 personil dengan empat Kompi Marinir, Peleton Tempur Khusus, Peleton Perahu Penyerbu. Selain itu, juga ada deputasi dari TNI AD, Lanal Batam, Polri serta deputasi dari Satpol PP, FKPPI dan Pemuda Panca Marga.

Dia mengatakan, satuan ini juga memiliki Peleton Perahu Penyerbu yang dilengkapi dengan Combatboat dan perahu karet. Sementara Peleton Tempur Khusus beranggotakan para Prajurit Intai Paraamfibi dan regu Pandu Tempur Marinir yang dikengkapi dengan sea rider untuk melaksanakan operasi pengamanan maupun penanggulangan teror aspek laut.

"Kemampuan khusus ini merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh Batalion Infanteri-10 Marinir dalam menghadapi tantangan dan dinamika di daerah operasi, khususnya di wilayah Kepulauan Riau dan Selat Malaka yang merupakan jalur vital dalam pelayaran nasional maupun internasional," terangnya.

Batalyon Infanteri -10 Marinir juga diperkuat dengan dua tank amfibi BMP-3 F, dua unit LVT-7, dua unit kendaraan tempur BVP-2 anti-serangan udara, dua unit peluncur roket multilaras RM-70/Grad, empat unit kendaraan taktis Colorado dengan senjata GPMG, dan dua unit Jeep KIA dengan senjata GPMG.

Pembangunan Markas Batalyon Infanteri-10 Marinir ini sendiri berawal dari Direktif Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, kepada Letnan Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin, yang pada saat itu merupakan Komandan Korps Marinir, akhir Juni 201, di Istana Negara tentang pentingnya mendirikan Batalyon Marinir di sekitar Batam.

Selanjutnya, penyerahan komandan yang akan memimpin Yonif - 10 Marinir, yakni Letkol Marinir Kresno Pratowo, yang sebelumnya pernah berdinas di Satuan Anti-Teror Datesemen Jalamangkara dan juga pernah menjabat sebagai Komandan Yonif-4 Marinir.

Penyerahan tersebut dilakukan langsung oleh KSAL, Laksamana TNI Marsetio, kepada Letkol Marinir Kresno Pratowo dengan memberikan pataka yang melambangkan resmi memimpin. Selain itu juga memberikan bandera perang yang bergambar senjata tradisional masyarakat Kepulauan Riau yaitu "Pedang Jenawi" sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya masyarakat Kepulauan Riau.

Kemudia Marsetio menekan tombol peresmian dan dilanjutkan dengan penyerahan Pedang Jenawi dan pengguntingan pita oleh Ibu Penny Marsetio.

Dalam sambutannya, Marsetio mengatakan, Markas Batalyon Infanteri-10 Marinir itu berdiri di atas lahan seluas 37 hektar dan dilengkapi sejumlah fasilitas, yakni markas batalion, markas kompi, barak kompi, balai prajutit, helipad, mess perwira, mess tamtama, rumah dinas, garasi angkutan dan rantis, dapur, lapangan apel, fasilutas olahraga, balai pengobatan, lapangan tembak, dan sarana ibadah.

Dia juga berpesan kepada seluruh anggota Batalyon Infanteri-10 Marinir agar menjadi pasukan sebagai ujung tombak negara Indonesia, menjunjung tinggi kedisiplinan, dan memberi nilai tambah terutama wilayah Kepri, khususnya Batam.

"Harus solid, terutama itu kedisiplinan dalam pasukan itu sendiri, menjadi cermin yang baik untuk seluruh masyarakat Indonesia, dan menjaga wilayah perairan Kepri dari kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh negara asing," pesannya.

Pasukan juga harus menjaga solidaritas, kekompakan, keharmonisan dan menjunjung tinggi adat Malayu di wilayah Kepri. "Intinya harus membangun kerja sama yang baik untuk kesejahteraan negara kita ini," harapnya. (*)

Editor: Roelan