Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Koloni Kelelawar Mewabah, Pemerintah Queensland Kehabisan Anggaran
Oleh : Redaksi
Selasa | 04-11-2014 | 09:45 WIB
kelelawar_queensland_abc.jpg Honda-Batam
Koloni kelelawar di negara bagian Queensland, Australia. (Foto: ABC).

BATAMTODAY.COM - Dewan Kota Queensland mengancam akan menghentikan kegiatan pembersihan koloni kelelawar dari kawasan pemukiman masyarakat, dengan alasan mereka tidak lagi memiliki dana.

Pekan lalu Dewan Kota Queensland melakukan pemungutan suara untuk melobi pemerintah negara bagian untuk memberikan dukungan dana untuk melakukan pembersihan koloni kelewar yang suara bising serta bau kotorannya sangat mengganggu warga.
 
Dewan mengatakan pihaknya sudah menghabiskan ribuan dolar untuk upaya yang sia-sia untuk menyingkirkan kelelawar-kelelawar itu.
 
Namun mereka tetap kembali berdatangan ke kota dengan jumlah yang lebih banyak, mencari makanan dan mencari air selama musim kemarau.
 
Dewan Kota Charters Towers telah menggelontorkan uang hampir $80,000 tahun lalu untuk menyewa helikopter, mesin pengasap dan meiam air untuk mencoba mengusir kelelawar tersebut.
 
Wali kota  Frank Beveridge mengatakan keuangan mereka semakin menipis.
 
"Tentu saja kami ingin melihat uang itu digunakan untuk layanan bagi masyarakat bukan untuk kelelawar," katanya, dikutip Radio Australia.
 
"Setiap dewan kota dibuat pusing oleh masalah kelelawar ini, karenanya kami berharap ada bantuan dari pemerintah negara bagian," tambahnya.
 
Sejumlah dewan kota lain mendukung  anggota parlemen dari Partai Katter Australia dari Dalrymple, Shane Knuth, yang mendesak bantuan dana dari negara bagian.
 
"Kelelawar saat ini sudah mewabah, populasi mereka terus bertambag dan hanya ada sedikit bantuan yang tersedia," katanya.
 
Pemerintah negara bagian belum menanggapi desakan ini. Namun Beveridge mengatakan masalah hama kelelawar ini akan terus menjadi isu yang berlanjut.
 
Sementara itu aktivis lingkungan pegiat pelestarian kelelawar Liz Downes mengatakan mayoritas upaya pemusnahan kelelawar memakan biaya besar dan hasilnya tidak bertahan lama.
 
Meski demikian, dewan-dewan kota menurutnya harus menggunakan dana yang ada untuk mencari cara alternatif agar warga bisa hidup berdampingan dengan satwa tersebut.
 
"Mereka satwa khas lokal dan sudah ada di kawasan ini selama ribuan tahun, jadi tentu saja kita tidak bisa menyingkirkan mereka," ujar Downes.
 
"Berusaha untuk menyingkirkan mereka agar pergi ke tempat lain, maka kelelawar itu akan kembali atau mereka hanya akan berpindah ke tempat lain," tegasnya.

Sumber: Radio Australia