Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Solar dan Minyak Tanah Langka, Tim Bentukan Bupati Lingga Tak Berdaya
Oleh : Nurjali
Sabtu | 01-11-2014 | 13:50 WIB
nelayan_di_dabosingkep.jpg Honda-Batam
Nelayan di Lingga. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabo - Hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh tim lintas SKPD bentukan Pemerintah Kabupaten Lingga untuk melakukan pendataan terhadap kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), khususnya solar dan minyak tanah, tak membuahkan hasil apa-apa. TIm tak bisa bertindak meskipun ditemui ada beberapa pelanggaran.

"Memang ada beberapa pelanggaran dan kejanggalan (yang ditemukan). Tapi kami juga tidak dapat bertindak karena hanya diperintahkan untuk melakukan survei saja," Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Lingga yang biasa disapa Ical itu.

Ditanya tentang pelanggaran yang ditemukan, Ical enggan mengungkapkan meskipun dia akui tim yang diketuai oleh Asisten II bidang Ekonomi dan Pemabangunan Kabupaten Lingga ini bertujuan untuk menemukan solusi kelangkaan solar dan minyak tanah yang banyak dikeluhkan oleh nelayan dan masyarakat.

"Nanti saja, saya tidak berani komentar dulu masalah itu," elaknya.

Sementara itu, sejumlah nelayan di Lingga terus mengeluhkan kelangkaan solar. "Kalau harga solarnya mahal tak masalah, kami tinggal minta tauke menaikan harga ikan. Tapi kalau solarnya sulit, tauke juga tak punya stok, pendapatan kami jadi lumpuh," kata salah satu nelayan di Dabo Lama.

Kelangkaan minyak tanah pun dikeluhkan. Ibu-ibu rumah tangga untuk memasak dan warung-warung makan kecil juga tidak dapat beraktivitas karana kelangkaan minyak tanah tersebut. Apalagi program konversi minyak tanah ke gas belum berjalan di Kabupaten Lingga. Karena itu jika ingin menggunakan elpiji, warga terpaksa menggunakan elpiji ukuran 12 kg yang nonsubsidi dan harganya relatif mahal.

"Kalau ada harga yang murah kami mau saja pakai, tapi di Lingga ini dari dulu tak pernah ada program konversi. Harga gas 12 kg itu Rp180 ribu di sini," kata Vina, ibu rumah tangga di Pasar Dabo. (*)

Editor: Roelan