Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Tiga Kampung Keluhkan Reklamasi Pantai di Kampung Belian
Oleh : Hadli
Kamis | 30-10-2014 | 16:06 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Tiga Kampung terdiri dari Kampung Tereh, Kelembak, dan Sambau, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, mengeluhkan aktivitas reklamasi pantai di pertengahan Kampung Belian dan Kampung Tuak, Kecamatan Batam Kota.

Aktivitas yang sudah berjalan sekitar 7 bulan dengan luas reklamasi sekitar 100 hektar itu telah menghilangkan sumber mata pencarian nelayan di tiga kampung tersebut yang diduga dikerjakan PT Batam Central Marina (BCM).

"Selama pengerjaan, baik pemerintah dalam hal ini Bapedal dan KP2K Kota Batam, termasuk dari perusahaan (PT BCM), tidak pernah melakukan sosialisasi kepada masyarakat," ujar Seno, tokoh masyarakat Kampung Tereh kepada pewarta, Kamis (30/10/2014).

Seno menambahkan, lokasi penimbunan atau reklamasi pantai merupakan tangkapan nelayan yang produktif. "Dampak air keruh akibat reklamasi pantai dan bakau tangkap kami sebagai nelayan menjadi berkurang dan menyusut. Karena di lokasi itu nilai tangkap yang produktif," jelas Ali yang pada saat itu didampingi tokoh masyarakat lainnya, Ali dari Kampung Kelembak, Idris dari Kampung Sambau, dan  Yuiandi dari Pemuda Tempatan (Perpat) Kecamatan Nongsa.

Dia mengatakan, masyarakat dari tiga kampung sudah berupaya berkomunikasi dengan pihak PT BCM. Warga juga pernah menghentikan aktivitas penimbunan tersebut.

Namun tetap saja, lanjutnya, niat baik warga tidak pernah ditanggapi. Aktivitas memang dihentikan sesaat. Namun perusahaan kembali melakukan reklamasi pada malam hari.

Bahkan, lanjutnya, ketika itu oknum aparat TNI AL yang berjaga di lokasi itu mengusir warga yang melakukan protes.

"Awalnya kami datang. Disampaikan oknum TNI AL berpakaian dinas dan bersenjata lengkap bahwa proyek itu merupakan proyek reklamasi pemerintah (APBN) untuk markas (Mako AL). Tapi setelah kami cek, pernyataan itu tidak benar," terangnya.

"Kami sudah lelah mau komunikasi dengan perusahaan. Karena sejauh ini tidak ada niat baik. Padahal waktu itu kami hanya ingin meminta jalan terbaik. Tapi oleh oknum TNI AL yang jaga di situ, kami diusir dan suruh tangkap ikan di tempat lain. Katanya laut luas," imbuh Seno.

Menurutnya, meski laut itu luas, namun di lokasi penimbunan itulah sebagai warga mencari gonggong, udang, kepiting dan ikan. "Sekarang gonggong, udang, kepiting termasuk ikan sudah tidak ada lagi akibat ditimbun,"  jelas dia.

Sementara, aku Idris, pihak PT BCM sempat menyatakan ingin bertemu warga. "Saat itu kami diarahkan ke Pasar Botania. Tapi bukan pihak perusahaan yang turun, malah oknum anggota TNI AL yang turun," jelas Idris, tokoh masyarakat Sambau.

Pantauan BATAMTODAY.COM dari laut, tepatnya melalu Nongsa, tampak beberapa kendaraan alat berat seperti Ttruk pengangkut tanah, dan ekskavator melakukan aktivitas penimbunan pada hutan bakau yang masih tersisa. Sementara air laut menjadi keruh berwarna kekuningan. (*)

Editor: Roelan