Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peneliti Buktikan Udara yang Tercemar Bisa Sebabkan Autisma
Oleh : Redaksi
Selasa | 28-10-2014 | 09:30 WIB
10710658_660350474062690_1923962467871615232_n.jpg Honda-Batam
Otak tikus yang terkena polusi udara menunjukkan pembesaran ventrikel lateral (kanan) dibandingkan dengan tikus yang mendapatkan udara bersih dan disaring. Pembesaran ventrikel lateral berhubungan pada manusia dengan autisme dan skizofrenia. (Foto: University of Rochester Medical Center)

BATAMTODAY.COM - PENELITI telah menemukan kaitan antara polusi dan autisma. Anak-anak yang memiliki gangguan spektrum autisma (ASD) kemungkinan telah terpapar kadar racun tertentu yang tinggi melalui udara selama kehamilan ibu, dan dua tahun pertama dari si jabang bayi.

Penemuan ini akan membantu menjelaskan peningkatan kasus-kasus autisma di seluruh dunia.

Dikutip dari Daily Mail, penyelidikan pada anak di barat daya Pennsylvania disajikan pada Kamis (23/10/2014) pada Asosiasi Penelitian Aerosol Amerika di Orlando. "Gangguan spektrum autisma adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama, dan prevalensinya telah meningkat secara dramatis," kata Evelyn Talbott, dari Pitt Public Health, yang memimpin penelitian.

Dia menjelaskan, meskipun dampak sosial yang ditimbulkan akan sangat serius, penyebab autisma masih kurang dipahami. "Sangat sedikit penelitian autisma telah menyertakan paparan lingkungan dengan memperhatikan faktor-faktor risiko pribadi dan perilaku lainnya. Analisis kami ini hanyalah tambahan kecil, tapi dianggap udara yang tercemar sebagai salah satu faktor risiko untuk ASD," katanya.
 
Dr Talbott dan rekan-rekannya melakukan penelitian terhadap keluarga dengan dan tanpa ASD yang tinggal di enam distrik  barat daya Pennsylvania. Para peneliti menemukan hubungan antara peningkatan kadar kromium dan stirena dengan gangguan spektrum autisma masa kanak-kanak, suatu kondisi yang mempengaruhi satu dari 68 anak-anak di situ.
 
"Studi ini membawa kita selangkah lebih dekat untuk memahami mengapa autisma mempengaruhi begitu banyak keluarga di wilayah Pittsburgh dan seluruh negara dan secara rinci memperkuat masalah kualitas udara," kata Grant Oliphant, Presiden The Heinz Endowments.

Gangguan spektrum autisma merupakan kondisi yang ditandai dengan defisit sosial dan kesulitan komunikasi yang biasanya menjadi jelas pada awal masa kanak-kanak. Kasus yang dilaporkan ASD telah meningkat hampir delapan kali lipat dalam dua dekade terakhir.

Meskipun beberapa studi sebelumnya telah menunjukkan peningkatan yang sebagiannya karena perubahan dalam praktik diagnostik dan kesadaran publik yang lebih besar tentang autisma, hal ini tidak sepenuhnya menjelaskan peningkatan prevalensi. Faktor genetik dan lingkungan diyakini ikut bertanggung jawab.
 
Dr Talbott dan timnya mewawancarai 217 keluarga dari anak-anak dengan ASD dan temuan ini dibandingkan dengan informasi keluarga anak-anak tanpa ASD yang lahir selama periode waktu yang sama di wilayah enam distrik.

Keluarga yang diteliti tinggal di Allegheny, Armstrong, Beaver, Butler, Washington dan Westmoreland kabupaten, dan anak-anak yang lahir antara tahun 2005 dan 2009. Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah kemampuan untuk memiliki dua jenis kontrol, yang memberikan perbandingan mengenai racun pada udara yang diwakili lingkungan anak-anak dengan dan tanpa ASD.

Untuk setiap keluarga, tim menggunakan National Air Toxics Assessment (NATA) untuk memperkirakan paparan polutan 30 yang diketahui menyebabkan gangguan endokrin atau masalah perkembangan saraf. NATA merupakan evaluasi menyeluruh yang berkelanjutan dari Environmental Protection Agency (EPA) mengenai racun pada udara di Amerika Serikat pada 2005.

Berdasarkan paparan racun yang terkonsentrasi pada udara selama kehamilan ibu dan dua tahun pertama kehidupan si anak, para peneliti mencatat bahwa anak-anak yang berada pada kelompok paparan lebih tinggi untuk styrene dan kromium lebih berisiko 1,4 - 2 kali mengalami ASD, setelah memperhitungkan usia ibu, rokok yang dihisap, ras dan pendidikan.

"Hasil kami ini menambah bukti-bukti kaitan paparan lingkungan, seperti polusi udara, dengan ASD," kata Dr Talbott.

"Langkah berikutnya akan mengkonfirmasikan temuan kami dengan studi yang mengukur paparan khusus untuk polutan udara pada tingkat individu untuk memverifikasi perkiraan model EPA."

Inilah Bahan Kimia yang Dapat Menyebabkan Autisma

* Styrene, digunakan dalam produksi plastik dan cat, tetapi juga merupakan salah satu produk dari pembakaran saat pembakaran bensin di kendaraan.

* Kromium, merupakan logam berat, dan udara kotor udara yang mengandung kromium biasanya merupakan hasil dari proses industri dan pengerasan baja, tetapi juga bisa berasal dari pembangkit listrik.

* Sianida, metilen klorida, metanol dan arsen, semua digunakan dalam sejumlah industri atau dapat ditemukan di knalpot kendaraan.

* Senyawa NATA lain yang terkait dengan peningkatan risiko termasuk sianida, metilen klorida, metanol dan arsen. (*)

Editor: Roelan