Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sumur Bor di Pasar Baru Empat Tahun Mangkrak, Dinas PU Bintan Harus Bertanggung Jawab
Oleh : Harjo
Senin | 27-10-2014 | 17:50 WIB
sumur_bor_pasar_baru_tanjunguban.jpg Honda-Batam
Sumur bor yang tidak bisa dimanfaatkan oleh pedagang yang ada di Pasar Baru. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bintan dinilai harus bertanggung jawab terkait proyek sumur bor di Pasar Baru, Kelurahan Tanjunguban Selatan, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan. Proyek senilai Rp3 miliar itu tak bisa dimanfaatkan lagi.

Pemuda Bintan Utara, Fauzi Ramadhan, mengatakan, Dinas PU Bintan terkesan tak peduli lagi dengan sumur bor yang hanya bisa dimanfaatkan sekitar sebulan, sejak diresmikan empat tahun lalu. Kualitas air sumur tidak sesuai dengan standar.

"Kalau tidak salah sumur bor dibangun bersamaan dengan gedungnya sekitar empat tahun lalu. Selain sumurnya tidak memberikan manfaat, pasarnya juga sudah dibangun kembali karena pedagang tidak ada yang memanfaatkan gedung yang sudah dibangun karena tidak sesuai dengan standar dan keinginan dari para pedagang. Sangat dimungkinkan pembangunannya dibuat asal jadi," kata Fauzi kepada BATAMTODAY.COM, Senin (27/10/2014).

Menurutnya, jika pihak PU, konsultan teknis dan kontraktor bekerja dengan baik, maka pembangunannya akan memberikan manfaat dan tidak mungkin justru dibangun sampai dua kali dengan alasan apapun.

Diberitakan sebelumnya, proyek sumur bor di Pasar Baru, Kelurahan Tanjungguban Selatan, Kecamatan Bintan Utara senilai Rp3 miliar yang diremikan Bupati Bintan, Ansar Ahmad, tahun 2009 lalu, mangkrak dua bulan kemudian.

"Sejak diresmikan oleh Pak Bupati, sumur bor yang dibangun untuk mendukung aktivitas sumber air bersih itu hanya dimanfaatkan sekitar dua bulan. Setelah itu sudah diabaikan karena kualitas air yang disedot dari sumur tersebut tak sesuai dengan harapan. Jadi, tak mungkin dimanfaatkan," kata Izul, salah seorang pedagang di Pasarbaru Tanjunguban, Senin (6/10/2014) lalu.

Dia menjelaskan, air dari sumur bor tersebut bercampur lumpur dan berasa asin. "Dipakai untuk cuci muka pun mata perih. Dipakai untuk ke WC para warga lebih takut terkena penyakit kulit. Makanya sejak itu sumur bor itu hanya terbengkai," tambahnya. (*)

Editor: Roelan