Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Desak Bapedal Batam Tangkap Pemilik Limbah di Tanjungpiayu
Oleh : Gokli Nainggolan
Kamis | 23-10-2014 | 16:53 WIB
limbah tgpiayu.jpg Honda-Batam
Limbah berbentuk busa yang berserakan di Kelurahan Tanjungpiayu. (Foto: Gokli Nainggolan/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Pancur Swayada, Kelurahan Tanjungpiayu, Seibeduk, mengaku terkena penyakit gatal-gatal sepekan belakangan ini. Mereka menuding penyakit gatal-gatal itu timbul setelah limbah milik PT Peng Yap M & E System dibuang di dekat pemukiman warga atau tepatnya di tanah kosong dekat SMP Negeri 40 Batam.

Penyakit gatal-gatal yang banyak dirasakan anak-anak di lingkungan tersebut, kata Martin, salah satu warga, sangat meresahkan. Hal ini membuat warga mendesak Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Kota Batam untuk menangkap dan memproses pemilik limbah tersebut.

"Limbah ini sudah membuat warga terserang penyakit gatal-gatal. Bapedal Batam jangan tutup mata. Pemiliknya harus ditangkap," kata dia, Kamis (23/10/2014) siang.

Martin mengungkap, berdasarkan informasi yang mereka dapat, limbah yang mengakibatkan gatal-gatal itu berasal dari PT Panasonic Batam yang terletak di kawasan industri Sincom Batam Center. Oleh PT Peng Yap M & E System, limbah itu dibeli lantas dibuang di lokasi pemukiman warga.

"Asalnya limbah ini dari PT Pansonic di Batam Center, tapi yang buang PT Peng Yap M & E System," jelasnya.

Ditambahkan Galih, warga lainnya warga terpaksa merogoh kocek untuk membeli obat akibat terkena gatal-gatal. Padahal, sebelum limbah itu ada, warga sangat jarang terkena penyakit seperti itu.

"Uang kami habis berobat. Anak-anak dan Ibu-ibu kena penyakit gatal-gatal. Limbah ini harus segera dibuang dari sini, dan pemiliknya harus diproses hukum," kata dia.

Menurut wanita berkulit putih itu, limbah tersebut diketahui berada di pemukiman warga satu pekan terakhir. Awalnya limbah itu diantar empat truk. Namun setelah beberapa lama limbah jenis busa peredam itu berserakan, tak lagi berada di posisi semula.

"Dulu limbah ini empat truk, tapi sudah seminggu jadinya berserakan ke mana-mana," ujarnya.

Kepala Bapedal Kota Batam, Dendi Purnomo, yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah turun ke lapangan untuk mengambil contoh limbah tersebut. Contoh itu, kata Dendi akan diteliti terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana dampak yang ditimbulkannya.

"Kami masih lakukan pengecekan, sampel sudah diambil untuk diteliti," kata Dendi.

Dendi juga mengaku pihaknya belum melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan bersangkutan karena hasil penelitian dari sampel yang sudah diambil belum didapat. "Belum ada yang kita periksa, tunggu hasil penelitian dari sampel," katanya. (*)

Editor: Roelan