Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wah, Apple dan Facebook Bekukan Sel Telur Karyawan Perempuan untuk Atasi Minimnya SDM
Oleh : Redaksi
Jum'at | 17-10-2014 | 16:24 WIB
in-vitro-fertilization_reuters.jpg Honda-Batam
Foto: Reuters.

BATAMTODAY.COM - MINIMNYA pakar IT (teknologi informasi) perempuan sudah bukan rahasia lagi. Sektor kerja itu sejauh ini tetap menjadi dominasi kaum pria. Untuk mencegah agar karyawan perempuan berpotensi yang sudah ada tidak melakukan jeda hamil dan melahirkan di saat awal karir, Facebook dan Apple menawarkan program pembekuan sel telur.

Tujuannya, karir jalan terus dengan menunda kehamilan, dalam arti di kemudian hari, karyawan perempuan masih tetap bisa punya anak. Sel telurnya yang sudah dibekukan bisa dibuahi.

Mulai Januari 2015, Apple akan menyiapkan dukungan dana sebesar 20.000 dolar AS untuk karyawati tetap atau kontrak, yang bersedia mengikuti prosedur penundaan kehamilan.

Menurut Shelley Correll, direktur Institut Clayman untuk masalah gender di Universitas Stanford, problem yang dihadapi pekerja perempuan, terkait usia paling produktif saat berkarir dan dalam waktu bersamaan juga memasuki siklus reproduksi paling optimal, bisa dipecahkan dengan cara menggeser waktu reproduksi ke kemudian hari.

"Kami ingin terus memberdayakan perempuan untuk mengerjakan yang terbaik dalam kehidupannya dan sekaligus memiliki keluarga serta membesarkan anak," ujar sebuah pernyataan dari Apple.

Sementara NBC News melaporkan, Facebook telah mulai melakukan program "pembekuan telur" untuk tujuan non medis. Seorang juru bicara Facebook menyebutkan, perusahaan merespon tuntutan dari karyawan serta alasan lainnya.

Saat ini kuota karyawan perempuan di Facebook mencapai sekitar 30 persen. Perhitungan matematis dari perusahaan yang dikomandani Mark Zuckerberg ini adalah, program menunda kehamilan akan atraktif, jika perusahaan mengambil alih ongkosnya.

Tren yang makin marak di kalangan perempuan di Amerika Serikat saat ini adalah menunda kehamilan hingga usia 35 tahun. Sebab di atas usia 35 tahun, risiko saat kehamilan akan bertambah dan terus meningkat seiring bertambahnya usia.

Sementara program pembekuan sel telur belum populer karena ongkosnya sangat mahal. "Perempuan yang membekukan sel telurnya tahun ini jumlahnya sekitar 400 orang," ujar Dr Nicole Noyes dari pusat kebidanan Universitas New York.

Walaupun teknik pembekuan sel telur kini makin canggih, namun para ahli memperingatkan risiko yang harus dihadapi. "Penting bagi kaum perempuan yang membekukan sel telurnya untuk mengetahui, bahwa teknologi itu tidak menjamin bisa terjadinya kehamilan," ujar pernyataan para pakar.

Diingatkan, metode ini, tetap tidak bisa memberikan jaminan keberhasilan seratus persen. (*)

Sumber: Deustche Welle