Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Dapat Kontrak Perdagangan USD11,3 Juta untuk Produk Furnitur, Karet dan Garmen
Oleh : Redaksi
Sabtu | 11-10-2014 | 14:37 WIB
ilustrasi_ekspor_impor.jpg Honda-Batam
Foto: net

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan, bisnis furnitur, karet dan garmen Indonesia telah mendapatkan kontrak perdagangan senilai USD 11,3 juta dengan Amerika Serikat dan Kanada. Sebagian besar nilai kontrak tersebut (kira-kira USD10,3 juta) diperoleh melalui importir di AS.

Menurut Krisnamurti, kontrak tersebut menunjukkan kepercayaan kalangan internasional terhadap produk-produk dalam negeri.

Indonesia yang merupakan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, harus menghadapi defisit transaksi berjalan yang luas sejak akhir 2011. Defisit ini terutama disebabkan oleh impor minyak yang mahal untuk memenuhi permintaan bahan bakar dalam negeri.

Akibat defisit yang menunjukkan sinyal sinyal bahwa Indonesia bergantung pada arus masuk modal asing, itu membuat Indonesia rentan di mata investor global. Dengan demikian, pada saat guncangan global yang (misalnya suku bunga AS yang menjulang), Indonesia dapat menjadi salah satu negara berkembang yang akan terkena pukulan paling keras akibat arus keluar modal mungkin lebih tinggi daripada di negara berkembang lainnya.

Pada kuartal kedua 2014 defisit current account Indonesia mencapai USD9,1 miliar atau 4,27 persen dari produk domestik bruto (PDB). Umumnya, defisit di bawah tiga persen dari PDB dianggap akan berkelanjutan.

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Kementerian Perdagangan di Indonesia, sebanyak 35,7 persen dari total ekspor mebel Indonesia dengan nilai USD372 juta, dikirim ke Amerika Serikat selama periode Januari-Juli 2014 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013. Ekspor furnitur Indonesia ke AS tumbuh 7,23 persen year-on-year.

Selain itu, pasar ekspor penting lainnya untuk furnitur Indonesia adalah Jepang, Inggris, Belanda, dan Jerman. Pada 2013, nilai total ekspor furnitur Indonesia adalah USD1,75 miliar.

Sementara pada produk karet dan garmen, AS merupakan importir terbesar produk Indonesia. Sekitar 23 persen dari total ekspor karet Indonesia diekspor ke AS. Sisanya diekspor ke China, Jepang, Korea Selatan dan India. Dalam tujuh bulan pertama 2014, ekspor karet Indonesia telah mencapai USD4,44 miliar.

Mengenai produk garmen, Indonesia telah mengapalkan 50,1 persen dari total ekspor ke AS. Total ekspor garmen Indonesia dalam tujuh bulan pertama tahun ini senilai USD4,65 miliar. (*)

Sumber: indonesia-inverstment