Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadis Pendidikan Tanjungpinang Larang Guru Utamakan Penggunaan LKS
Oleh : Habibi
Senin | 06-10-2014 | 13:39 WIB
dadang_ag_pegang_jidat.JPG Honda-Batam
HZ Dadang AG, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Buku lembar kerja siswa (LKS) tidak harus diutamakan dalam pembelajaran di sekolah. Karena itu, guru diminta tidak terfokus pada LKS untuk menerapkan Kurikulum 2013.

"LKS itu hanya penunjang, tidak boleh diprioritaskan, karena sudah ada buku kurikulum 2013 dan sudah ada CD penunjang. Tidak boleh guru seperti itu," kata HZ Dadang AG, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, Senin (6/10/2014).

Karena itu jika guru terlalu memprioritaskan siswa untuk mengerjakan LKS sebagai bentuk keaktifian siswa, menurut Dadang guru sudah menyalahi aturan.

Kendati demikian pada praktiknya dari pantauan BATAMTODAY.COM beberapa siswa mengaku setiap harinya mereka rutin mengerjakan LKS, khususnya di jenjang SMP. Bahkan pembelajaran menggunakan CD pun kurang optimal.

Memang, mulai santer dibicarakan orang-orang tua, sejumlah guru -terutama di sekolah negeri- lebih sering menginstruksikan siswanya untuk belajar mandiri dengan cara memberikan tugas menyelesaikan sejumlah soal di LKS.

"Ada pembahasan tentang memperhatikan video untuk kami melihat bagaimana kegiatan di video itu dan kami tuliskan. Tapi malah kami disuruh melihat kejadian yang sebenarnya di rumah masing-masing, videonya tidak diputar. Kalau mengerjakan LKS yaa setiap hari. Kadang masuk langsung menggunakan LKS untuk belajar," ujar salah satu siswa SMP negeri di Tanjungpinang, kepada BATAMTODAY.COM, belum lama ini.

Berbeda dengan sekolah swasta, para guru sangat aktif menggunakan bahan kurikulum 2013. "Kami setiap hari belajar dengan bahan kurikulum 2013 bang, LKS malah jarang,," ujar Tony salah satu siswa sekolah swasta di Tanjungpinang.

Sementara itu, dari pengakuan guru di sekolah negeri, pihaknya rutin menggunakan bahan-bahan yang dianjurkan yaitu pembahasan Kurikulum 2013. "Tidak benar itu, kami setiap hari mempelajari kurikulum 2013, kok. Praktiknya di sekolah kami terapkan dan pembahasannya juga kami lakukan," ujar salah satu guru SMP negeri di Tanjungpinang yang tidak mau dituliskan namanya. (*)

Editor: Roelan