Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perubahan Iklim Ganggu Kesehatan Masyarakat
Oleh : Redaksi
Rabu | 01-10-2014 | 08:14 WIB
Flood-waters-Andrea-Booher-290x193.jpg Honda-Batam
(Foto: Andrea Bohrer/Hijauku.com).

BATAMTODAY.COM - Kualitas kesehatan masyarakat sangat terkait dengan perubahan iklim. Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association yang telah dipresentasikan dalam Civil Society Event on Action in Climate Change and Health di New York.

Menurut tim peneliti, hasil penelitian dari tahun 2009 hingga 2014 ini penting bagi pasien, dokter, juga bagi para petugas medis agar mereka mengetahui risiko-risiko kesehatan akibat perubahan iklim dan menjadi bahan untuk menyusun kebijakan publik.

Dalam penelitian ini tim ahli meneliti semua laporan kesehatan yang berhubungan dengan perubahan iklim. Mereka juga menganalisis data-data iklim berdasarkan 13 model iklim yang ada di Amerika Serikat.

Hasilnya, pada 2050, banyak kota-kota di AS akan mengalami kondisi panas yang ekstrem. Seperti kota New York dan Milwaukee yang jumlah rata-rata hari terpanas bersuhu di atas 32 derajat Celcius akan naik tiga kali lipat. Kondisi ini akan memicu berbagai gangguan kesehatan akibat perubahan iklim.

Gangguan kesehatan tersebut mencakup gangguan perilaku, stres akibat panas ekstrem; gangguan pernafasan yang semakin parah akibat polusi partikel-partikel halus, seperti penyakit asma; penyakit alergi; penyakit infeksi akibat hama penyakit (seperti demam berdarah, malaria dsb) dan penyakit yang dipicu oleh kondisi air yang tidak sehat seperti gangguan pencernaan pada anak-anak.

Perubahan iklim juga memicu gangguan kesehatan karena kekurangan pangan akibat menurunnya hasil panen dan merebaknya hama penyakit, meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi dan trauma akibat stress serta gangguan kesehatan akibat bencana alam.

Risiko penyakit-penyakit di atas bisa dikurangi dengan berbagai aksi mitigasi perubahan iklim, dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil. Aksi ini selain bermanfaat bagi kesehatan karena peningkatan kualitas udara, juga bermanfaat bagi ekonomi melalui penghematan penggunaan dan subsidi bahan bakar fosil.

Sumber: Hijauku.com