Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Setahun Berlalu, Zona Perdagangan Bebas Shanghai Mengecewakan
Oleh : Redaksi
Senin | 29-09-2014 | 16:16 WIB
shanghai-free-trade-zone.jpg Honda-Batam
Foto: net

BATAMTODAY.COM, Shanghai - Setahun setelah peluncuran zona perdagangan bebas Shanghai, belum banyak perubahan penting yang dihasilkan program tersebut.

Meski telah terjadi banyak perubahan, termasuk di antaranya pemangkasan jalur birokrasi untuk mendirikan usaha serta pembukaan sejumlah sektor terhadap investasi asing, para eksekutif mengatakan tidak terjadi banyak perbaikan. Pemecatan kepala program, Dai Haibo, pada 15 September lalu menandai kemunduran terbaru zona perdagangan bebas tersebut.

"Kemajuan (zona perdagangan bebas) Shanghai biasa saja, bahkan jika memakai standar rendah pendekatan Cina dalam reformasi berorientasi pasar dan sektor keuangan," ujar Eswar Prasad, pakar masalah Cina dari Cornell University.

Disorongkan oleh Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, sebagai simbol komitmen reformasi Cina, zona perdagangan bebas Shanghai diluncurkan pada 29 September 2013. Awalnya, program ini membangkitkan harapan bagi berulangnya zona ekonomi khusus Shenzhen pada dasawarsa 1980-an, yang mengubah desa nelayan tersebut menjadi mesin ekspor Cina.

Zona Shanghai mencakup wilayah seluas lebih dari 17 kilometer persegi berisi dermaga, hanggar, dan gudang di distrik Pudong. Kawasan itu digadang-gadang sebagai inkubator perombakan keuangan seperti liberalisasi suku bunga dan arus modal lintas batas yang lebih mudah.

Sebaliknya, perubahan paling terasa di dalam zona tersebut adalah meledaknya impor makanan laut murah. Dalam antrean yang kadang memanjang hingga 100 meter, para pelanggan membeli lobster Mozambik, kepiting raja Chili, dan udang pancet Vietnam, yang biasanya akan habis satu jam setelah mulai diperdagangkan.

Zona perdagangan bebas memang itu telah mengantarkan sejumlah perbaikan, seperti pemangkasan rantai birokrasi yang harus ditembus, perampingan birokrasi di bea cukai, dan pembukaan keran investasi asing dalam sektor layanan kesehatan dan teknik.

Namun, para eksekutif perusahaan tidak terkesan. "Saya merasa (zona perdagangan bebas) sebagai entitas tidaklah menarik. Setelah setahun berlalu, saya berharap lebih banyak perubahan akan terjadi," ujar Fredrik Hähnel, manajer umum perbankan dagang Skandinaviska Enskilda Banken cabang Shanghai.

Hähnel berharap terjadi terobosan seperti izin bagi perusahaan untuk menerbitkan obligasi berdenominasi yuan di zona perdagangan bebas dan akses penuh bagi bank investasi atau firma pialang asing ke pasar modal domestik.

Menurut Hähnel, SEB tidak berencana mendirikan cabang di zona tersebut. "Dari semua kemungkinan yang bisa kami lakukan di (zona itu), tak ada yang tak bisa kami lakukan di luar zona," ujarnya.

Namun, tambahnya, "Jika kami melihat adanya perubahan fundamental seperti akses penuh ke pendanaan luar negeri atau pasar modal, kami akan mempertimbangkannya." (*)

Sumber: WSJ