Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dekranasda Batam Kini Punya Showroom Sendiri
Oleh : Gabriel P Sara
Senin | 29-09-2014 | 13:12 WIB
peresmian showroomdekranasda batam.jpg Honda-Batam
Mariana Dahlan (kanan) saat menggunting pita dalam peresmian gedung pameran Dekranasda di Batam Center. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Batam telah memiliki griya atau gedung pameran (showroom) sendiri. Dengan adanya showroom tersebut, diharapkan jajaran Dekranasda bisa lebih meningkatkan eksitensinya dalam mengembangkan aset-aset kerajinan yang bercirikhaskan budaya daerah.

Tampak pada showroom yang berlokasi di Jalan Engku Putri Komp Ruko Hupseng Blok A nomor 10 Batam Center ini, dipamerkan hasil-hasil industri kreatif produk lokal, seperti batik, kerajinan tas, mebeler dan kerajinan menarik lainnya.

"Ini sangat bagus dan harus dikembangkan juga dengan membina dan membimbing pengrajin di Batam ini agar dapat bersaing dengan pengrajin dari luar negri maupun dari daerah lain," kata Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan, di sela-sela peresmian Griya Dekranasda, Senin (29/9/2014).

Dahlan menambahkan, Griya Dekranasda ini juga akan menjadi pusat penjualan kerajinan tangan daerah untuk wisatawan yang berkunjung ke Batam. "Ruang pamer ini adalah langkah maju pengembangan kerajinan daerah dan diharapkan bisa memicu kompetisi positif dalam mengembangkan kualitas produk, pemasaran dan hasil kerajinan lainnya. Sementara gedung masih sewa per tahun, dan diusahakan ada gedung tersendiri ke depannya," katanya.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Batam, Mariana Ahmad Dahlan, mengatakan, dengan adanya showroom ini para pelaku usaha industri kreatif bisa memanfaatkan peluang untuk memasarkan produk-produk mereka kepada masyarakat luas. Ia juga mengajak perbankan, BUMN, BUMD maupun korporat lainnya untuk membantu memajukan industri kretif di Batam melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Menurutnya, dengan adanya dukungan dari pemerintah maupun stakeholders lainnya, industri kreatif akan tumbuh. "Perbankan dan stakeholder lainnya di Batam harus ada kegiatan CSR untuk membantu industri kretif. Gedung ini juga menjadi pusat informasi dan promosi juga sebagai produk bahkan sebagai pusat pelatihan agar pasar kerajinan lebih luas dapat dikenal di lokal, nasional dan internasional," ujarnya.

Mariana menambahkan, sejauh ini ada 31 pengrajin di Batam dengan produk anyaman, baju Melayu, dan lampu hias. Menurutnya, perkembangan pengrajin saat ini cukup membanggakan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pengrajin yang terus bertambah maupun corak batik yang semakin menarik.

"Kita akan membimbing dan terus melatih pengrajin yang ada di Batam ini, untuk bisa bersaing ke kalangan nasional," ujarnya.

Hadirnya gedung ini, lanjutnya, merupakan wujud dari upaya pemerintah untuk menjawab persoalan-persoalan dalan pengembangannya industri kerajinan terhadap kelayakan pasar, sumber daya manusia (SDM), dan akses modal.

Ruang pamer ini akan buka mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Perkoperasian dan Usaha Kecil Kota Batam, Pebrialin, berharap, keberadaan showroom pengrajin ini mampu merangsang pengrajin di Batam untuk bersaing karena sudah memilik tempat yang dapat menginformasikan. "Ini merupakan motivasi dan gebrakan, untuk pengrajin di Batam," katanya.

Sementara Yanti, pemilik kerajinan limbah keong yang dudah empat tahun menjalani usaha tersebut mengaku terbantu dengan adanya ruang pamer di Batam. Sejauh ini ia hanya menerima pesanan dari orang orang tertentu saja. Sejauh ini ia memproduksi beberapa jenis kerajinan tetapi untuk boneka dari kerang seperti bingkai, bahkan boneka dari kerang. (*)

Editor: Roelan