Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menelisik Gudang Penimbun Solar Pemain Besar di Batam
Oleh : Redaksi
Kamis | 25-09-2014 | 19:08 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Gudang penimbunan solar bersubsidi di Jalan Trans Barelang, tepatnya di depan Perumahan Cipta Asri, Tembesi, yang menjadi penyebab empat anggota TNI dari Yonif 134/Tuah Sakti tertembak, disinyalir milik salah seorang pengusaha BBM kelas kakap. Kendati lokasinya kecil, namun transaksi penimbunan solar bersubsidi di gudang itu disebut mencapai ratusan ton per bulan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, gudang yang sangat mencolok dan tampak jelas dari jalan raya itu berdiri pertengahan 2013 lalu. Sejak berdiri, pengelola gudang sudah mengalami pergantian, tetapi pemodal masih tetap orang yang sama, disebut berinisal Nd.

Sumber BATAMTODAY.COM, orang yang pernah terlibat di gudang itu, mengatakan gudang itu pertama dikelola oleh seorang pemain berinisial SDP sekitar 5-6 bulan. Karena tidak ada kemajuan atau peningkatan transaksi penimbunan, SDP bersama beberapa rekannya didepak oleh pemodal.

Pengelolaan gudang akhirnya berpindah ke tangan Ar dan As. Sejak dikelola kedua orang itu, transaksi penimbunan solar disebut mengalami peningkatan. Bahkan, sering juga para pelansir yang bermodal cekak ditolak untuk membuang atau menjual solar ke gudang tersebut.

"Kalau stoknya masih banyak, para pelansir yang bukan anggota terdaftar di gudang itu ditolak. Tapi, kalau kurang, siapa aja yang lempar ke gudang itu pasti ditampung," kata sumber yang menolak menyebutkan identitasnya, Kamis (25/9/2014) sore di Batam Center.

Menurut sumber, gudang tersebut merupakan cabang gudang penimbunan solar yang terletak di daerah Jembatan II Barelang. "Gudang di Tembesi itu cabang dari gudang yang ada di Jembatan II. Hampir 50 persen solar yang ada di gudang penimbunan se-Kota Batam bermuara ke gudang di Jembatan II itu," kata sumber itu lagi.

Disinggung mengenai adanya isu yang sempat berhembus di kalangan wartawan jika gudang tersebut milik seorang berinisial Tm, kata sumber, sejauh yang dia ketahui sama sekali tak ada hubungan. Memang, lanjutnya, Tm memilik satu gudang yang letaknya tak jauh dari lokasi gudang yang digerebek polisi itu.

"Setahu saya gudang itu bukan milik Tm. Itu miliknya Nd. Kalau gudang Tm di sampingnya, bersebelahan persis, hanya dipisahkan beberapa pepohonan," terangnya.

Sumber itu juga membenarkan, saat terjadi penggerebekan, sesama pemain solar mendapat informasi seperti yang didapat wartawan. Informasi pertama yang mereka dapat, kata dia, gudang yang digerebek Polda Kepri itu milik Tm dan IN. Tetapi, setelah melihat ke lokasi, ternyata gudang yang digrebek itu milik Nd.

"Kami juga sempat dapat informasi seperti itu. Gudang Tm dan IN digerebek Polda Kepri, ada penembakan di lokasi," ujar pria bertubuh sedang itu, menjelaskan informasi yang sempat beredar di kalangan pemain solar.

Sumber itu juga berharap, pemberantasan penyelewengan solar bersubsidi oleh Polda Kepri terus dilakukan. Bahkan, ia menginginkan polisi tak hanya menangkap sopir pelansir dan penjaga gudang, namun juga harus menangkap pemilik atau pemodal, serta menyelidiki keterlibatan karyawan-karyawan SPBU.

"Saya rasa semua masyarakat mendukung pemberantasan penyelewengan solar bersubsidi. Tapi, jangan sebatas sopir pelansir dan penjaga gudang. Pemilik dan pegawai SPBU yang terlibat juga harus ikut ditangkap, biar adil," harap pria yang baru bertobat melangsir solar empat bulan terakhir ini. (*)

Editor: Roelan