Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dua Aksi Besar Ciptakan Kota Sehat
Oleh : Redaksi
Kamis | 25-09-2014 | 11:16 WIB

BATAMTODAY.COM - Peralihan besar-besaran ke transportasi aktif, seperti berjalan kaki dan bersepeda, serta transportasi publik, menjadi kunci menciptakan kota yang sehat. Dari peralihan ini, dunia akan bisa memangkas 1.700 Megaton polusi CO2 per tahun dan menghemat biaya lebih dari $100 triliun hingga 2050. Kesimpulan ini terungkap dari hasil penelitian University of California, Davis dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP).

Kedua aksi besar di atas juga akan mengurangi jumlah kematian prematur sebanyak 1,4 juta jiwa per tahun hingga tahun 2050, jika pemerintah mampu secara konsisten menetapkan standar polusi kendaraan dan bahan bakar rendah sulfur. Data tersebut diambil dari penelitian International Council on Clean Transportation (ICCT) yang menjadi bagian dari laporan ini.

Terus meningkatnya penggunaan mobil pribadi, menjadi sumber polusi dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. "Strategi yang terjangkau untuk memangkas polusi adalah dengan memberikan pilihan transportasi yang lebih bersih, seperti transportasi publik, berjalan kaki dan bersepeda. Strategi ini seringkali dilupakan," ujar Michael Replogle, Direktur Pelaksana ITDP yang turut menyusun laporan ini.

Laporan berjudul "A Global High Shift Scenario" adalah laporan pertama yang mengungkap pentingnya perubahan besar dalam investasi di sektor transportasi dunia, yang akan mengurangi emisi dan meningkatkan akses transportasi bagi beragam kelompok masyarakat.

Tim peneliti menghitung emisi CO2 pada 2050 menggunakan dua skenario. Yang pertama adalah skenario biasa (business-as-usual) dan skenario peralihan besar-besaran ke transportasi publik dan aktif atau skenario "High Shift".

Dalam skenario kedua, pemerintah meningkatkan akses ke kereta dan bus yang ramah lingkungan, terutama Bus Rapid Transit (BRT) serta membangun infrastruktur yang aman bagi pesepeda, pejalan kaki dan moda transportasi aktif yang lain.

Yang tak kalah penting adalah pemerintah berupaya menghindari investasi yang mendorong kepemilikan mobil pribadi seperti pembangunan jalan baru - seperti yang akan dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta - dan pembangunan gedung atau lokasi parkir.

Dengan beralih ke transportasi aktif dan publik, dunia tidak hanya bisa mengurangi emisi namun juga bisa menghemat dana yang sangat besar dalam 35 tahun mendatang sehingga bisa menutup biaya investasi infrastruktur transportasi publik dan aktif.

Sumber: Hijauku.com