Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kapal Jelajah Inggris Ditemukan di Kutub Utara Setelah 160 Tahun
Oleh : Redaksi
Kamis | 11-09-2014 | 11:43 WIB
kapal_jelajah_inggris_bbc.jpg Honda-Batam
Foto reruntuhan kapal yang ditemukan tim penyelam dan arkeolog Kanada. (Foto: BBC)

BATAMTODAY.COM - Satu dari dua kapal penjelajah Inggris yang lenyap di kutub utara lebih dari 160 tahun lalu, telah ditemukan, kata Perdana Menteri Kanada, Stephen Harper.

PM Stephen Harper mengatakan, bukti foto memastikan reruntuhan kapal yang hilang, namun masih belum jelas yang mana dari kedua kapal itu yang ditemukan.

Sir John Franklin memimpin ekspedisi dua kapal berpenumpang 129 orang pada tahun 1845, untuk memetakan Jalur Barat Laut di kutub utara wilayah Kanada.

Ekspedisi "Victoria Strait" adalah sebuah tim penyelam dan arkeolog bentukan pemerintah Kanada yang melakukan lagi pencarian dua kapal itu sejak tahun 2008 sebagai upaya untuk mengukuhkan kedaulatan Kanada di Jalur Barat Laut yang belakangan lebih mudah diakses pelayaran, karena mencairnya es kutub utara.

"Penemuan kapal pertama ini, tak syak, memberikan momentum yang diperlukan untuk menemukan kapal satu lagi, dan mengetahui lebih jauh apa yang terjadi pada para awak Ekspedisi Franklin," kata PM Stephen Harper.

Pencarian HMS Erebus dan HMS Terror yang berlangsung dari tahun 1848 hingga 1859 menjadi salah satu pencarian terbesar sepanjang sejarah.
 
Pencarian itu berbuah penemuan lengkap Jalur Barat Laut, yang membentang dari Samudera Atlantik ke Samudera Pasifik melalui Arktik.

Dua kapal jelajah itu lenyap dan segera menjadi salah satu misteri besar yang menyita perhatian sekian lama, khususnya karena tak jelas apa yang sebetulnya terjadi.

Para ahli percaya kedua kapal itu tersesat saat terjebak di tengah es sekitar Pulau Raja William, lalu para awak meninggalkannya dan berjalan kaki mencari pertolongan yang sia-sia.

Laporan-laporan dari masyarakat adat Inuit saat itu menyebutkan bahwa para awak kapal karena kelaparan, akhirnya menjadi kanibal, makan mayat sesamanya yang sudah lebih dulu tewas sebelum mereka sendiri meninggal.

Istri Sir John Franklin mempelopori upaya pencarian, meluncurkan lima kapal, menyebarkan kaleng-kaleng makanan di sekitar kutub dengan harapan ditemukan para awak yang hilang. Lebih dari 50 ekspedisi kemudian mengikuti pencarian itu.

Tiga jasad ditemukan lebih dari seabad kemudian, pada tahun 1980-an, dan setelah diselidiki mengandung unsur timah yang tinggi, yang menimbulkan spekulasi tentang keracunan dari makanan kaleng.

Sumber: BBC