Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pilot dan Awak Pesawat Lebih Berisiko Terkena Kanker Kulit
Oleh : Redaksi
Jum'at | 05-09-2014 | 09:52 WIB
pilots-plane-cockpit.jpg Honda-Batam
Foto: net.

BATAMTODAY.COM - MENJADI pilot, menurut anggapan orang-orang, memang enak. Bisa terbang ke mana-mana dan bergaji besar. Padahal, ancamannya dari segi kesehatan jauh lebih besar dibanding populasi umum.

Namun, ancaman radiasi selama ini merupakan bagian dari pekerjaan seorang pilot atau awak kabin. Kini sebuah studi mengungkap, sinar ultraungu yang dipancarkan matahari memicu bahaya yang lebih nyata.

Pilot dan awak pesawat udara diyakini berisiko mengidap kanker kulit dua kali lipat lebih besar lantaran tingginya intensitas sinar ultraungu dari matahari di ketinggian. Temuan tersebut dipublikasikan oleh sekelompok ilmuwan Amerika Serikat, Rabu (3/9/2014).

Analisis terhadap 19 studi yang melibatkan lebih dari 266.000 orang membuktikan, potensi terkena penyakit kanker kulit Melanoma 2,21 lebih tinggi bagi pilot dan 2,09 kali buat awak pesawat, atau dua kali lipat lebih tinggi ketimbang populasi umum.

Besarnya ancaman buat pilot dan awak pesawat disebabkan oleh sinar ultraungu yang menembus pesawat melalui kaca cockpit dan jendela di badan pesawat. Penelitian ini "memiliki implikasi penting bagi kesehatan dan keamanan pegawai," di udara, kata Dr Martina Sanlorenzo dari University of California.

Studi ini dipublikasikan di jurnal ilmiah milik Asosiasi Medis Dermatologi Amerika.

Ilmuwan mengklaim, pada ketinggian 9.000 meter di atas permukaan laut, pancaran sinar ultraungu yang bersifat merusak dan mampu memicu pertumbuhan sel kanker, dua kali lebih kuat ketimbang di permukaan tanah. Ketinggian 9.000 meter adalah jalur udara yang digunakan oleh pesawat jet komersil.

Intensitasnya bahkan menguat ketika pesawat terbang di atas awan tebal yang memantulkan sebanyak 85 persen sinar ultraungu ke arah badan pesawat. Pilot dan awak kabin sejauh ini memahami risiko terpapar radiasi ionisasi ketika mengudara.

Namun studi itu menunjukkan, kebanyakan yang bekerja di dalam profesi tersebut tidak mengenal adanya risiko paparan sinar ultraungu. Adapun kanker Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling berbahaya. Jenis kanker ini bertanggung jawab atas 75 persen kematian yang terkait kanker kulit. (*)

Sumber: Deustche Welle