Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gelora Kemerdekaan
Oleh : Opini
Sabtu | 16-08-2014 | 11:17 WIB

Oleh Aripianto
BANGSA INDONESIA akan merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-69. Dalam  memperingati Hari Kemerdekaan ke-69 yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2014, tentulah momentum peringatan ini akan membawa makna tersendiri bagi generasi muda. Pada saat yang tepat untuk generasi muda kembali mengenang jasa-jasa para pahlawan, sekaligus mendoakan mereka.

Perjuangan para pahlawan pada waktu itu, yang telah mempertaruhkan nyawa demi tegaknya Merah Putih, juga harus dijadikan inspirasi bagai generasi penerus bangsa ini dalam mengisi kemerdekaan dan janji kemerdekaan yang terucapkan.

Dalam pencapaian kemerdekaan Indonesia tidak begitu saja diraih. Tetesan keringat dan darah, mewarnai perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada waktu itu, para pemuda Indonesia memiliki cita-cita yang sama, yakni memerdekakan bangsa dan rakyat Indonesia, membebaskan Tanah Air dari belenggu penjajahan. Tidak ada yang namanya mementingkan cita-cita pribadi atau golongan tertentu, tapi semuanya untuk rakyat Indonesia.

Setelah memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia belum sepenuhnya terlepas dari penjajahan, namun masyarakat Indonesia lewat para intelektualnya tidak berhenti melakukan diplomasi-diplomasi guna mencapai pintu gerbang kemerdekaan secara utuh. Bangsa Indonesia memulai babak baru menciptakan bangsa yang terilhami dari kemajemukan masyarakat Indonesia, ini dikenal dengan periode pembangunan (1950-1998) melalui langkah-langkah yang dikenal dengan pembangunan karakter bangsa (Nation And Character Building - Soekarno) terbangun sikap Nasionalisme, Patriotisme anti Kolonialisme.

Janji Kemerdekaan
Setiap jaman sebenarnya menyediakan tantangan dan kesempatan bagi setiap orang untuk melakukan tindakan-tindakan besar, tindakan-tindakan bermakna, yaitu bila ia bekerja tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi kebaikan orang lain, dan untuk kepentingan orang banyak. Ini perlu kita kita teladani sebagai generasi penerus bangsa dalam menjalani hidup ini. Cita-cita yang cemerlang sering kali gagal karena kita tidak memiliki keberanian untuk mewujudkannya.

Generasi muda menjadi pilar kebangkitan peradaban. Dalam setiap kebangkitan, generasi muda mempunyai rahasia kekuatannya. Oleh sebab itu generasi muda dituntut untuk berfikir panjang, banyak bergerak dan bekerja serta bijak dalam menentukan sikap.  Generasi muda  dituntut untuk mendidik dirinya menjadi pemuda yang memiliki jiwa-jiwa pemimpin yang pancasilais.

Sebagai generasi penerus bangsa tentunya semangat kemerdekaan  menjadi gelora api yang tak bisa dipadamkan dalam berjuang menunaikan janji-janji kemerdekaan dan tentunya tidak hanya disambut dengan sejumlah perlombaan atau acara seremonial semata tetapi mampu mengaplikatifkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karenanya, generasi mudabtidak boleh berpangku tangan tanpa ada partisipasi dalam mewujudkan agenda perubahan. Tuntutan bagi generasi muda untuk terus bergerak mengisi kemerdekaan yang memiliki jiwa intelektualitas. Sebagai entitas masyarakat, generasi muda haruslah kritis terhadap kondisi masyarakatnya dan berusaha mengungkapkan realitas dan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat, dan menyampaikan langsung kepada para penguasa dan mampu mengambil kebijakan.

Pada akhirnya pemuda menjadi tumpuan bagi rakyat untuk terus menyuarakan perubahan. Seperti pepatah mengatakan "Jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan kepadamu, Tapi tanyakanlah apa yang telah kamu berikan buat Bangsa dan Negaramu".

Meneladani Semangat Kemerdekaan
Sebagai generasi muda bangsa, tentunya semangat proklamasi tersebut patut diteladani. Semangat perjuangan kemerdekaan, harus tetap dimiliki semua rakyat Indonesia dalam mengisi masa kemerdekaan. Dalam sebuah pengantar buku sejarah karya M Yamin, satu bulan menjelang kemerdekaan. Pembaca teks Proklamasi itu tak sekadar bicara kemerdekaan, tapi "kemerdekaan yang sempurna", merdeka yang sebenar-benarnya. Sebuah ide yang dicanangkan sejak dini sekali.

Ini membuktikan betapa visionernya Bung Karno tentang kerumitan kemerdekaan di kemudian hari. Tentang kerumitan itu, pernah diungkapkan Bung Karno, "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."

Tentunya ungkapan dari Bung Karno tersebut  menjadi salah satu tantangan bagi para generasi muda yang sedianya adalah para pemimpin di masa depan mari kita mewujudkan perubahan yang diinginkan bersama sehingga Negara kita patut di perhitungkan di Dunia Internasional, sebagai Negara yang kokoh dan kuat serta dapat mensejahterakan Rakyatnya.

Namun kemerdekaan sempurna belum terwujud seluruhnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Keinginan mendapatkan perubahan tetap terus bersemayam di dalam dada setiap pejuang perubahan hingga kini. Mereka masih terus menuntut, bergerak, berjuang dan melawan hingga tercapainya perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Seperti pesan Bung Karno"... (Bangsa Indonesia) ingin berjuang untuk kemenangan akhir berupa Indonesia Merdeka, yang sebenar-benarnya berisi kemerdekaan yang sempurna." (Soekarno, 31 Juli 1945)

Penulis adalah Mantan Wakabid Litbang dan Infokom DPC GMNI Pekanbaru dan Mahasiswa PKn/FKIP/Universitas Riau.