Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengusaha Tersohor Pun Jadi Korban

Buat Anggur Oplosan, WNI Dipenjara 10 Tahun di AS
Oleh : Redaksi
Jum'at | 08-08-2014 | 09:29 WIB
rudy kurniawan reuters bbc.jpg Honda-Batam
(Foto: Reuters/BBC).

BATAMTODAY.COM, New York - Seorang pedagang minuman anggur asal Indonesia, Rudy Kurniawan, diganjar hukuman 10 tahun penjara di Amerika Serikat karena melakukan penipuan saat menjual anggur. Akibat ulah Rudy Kurniawan -yang pernah disebut sebagai salah satu dari lima kolektor utama anggur dunia- menyebabkan para pembelinya menderita kerugian jutaan dolar.

Dia menjual yang disebutnya sebagai anggur antik berkualitas tinggi atau vintage wine yang diperkirakan nilainya mencapai US$30 juta atau sekitar Rp300 miliar lebih. Pria berusia 37 tahun itu ditangkap Desember lalu setelah selama delapan tahun mencampur ratusan botol anggur murah di dapur rumahnya di California untuk dijual sebagai anggur berkualitas tinggi.

Keuntungan dari penjualan tersebut digunakan untuk menjalankan kehidupan yang mewah dengan membeli mobil mahal dan karya seni.

Setelah menjalani hukuman penjara 10 tahun, rencananya dia akan dideportasi ke Indonesia.
Pengadilan itu tidak berhasil mengungkapkan berapa banyak anggur 'palsu' yang berhasil dijualnya dan jumlah kerugian persis setiap pembelinya.

Soalnya banyak pembelinya adalah orang kaya maupun orang terkenal yang enggan mengungkapkan bahwa mereka tertipu oleh seorang pedagang anggur. Hanya segelintir korban -antara lain seorang pemilik restoran, dan pengusaha perumahan- yang bersedia memberi kesaksian di dalam sidangnya.

Pengetahuan dan seleranya tentang anggur membuatnya dengan mudah menipu para pembelinya. Namun aksinya terungkap karena label anggurnya dibuat dengan mesin pencetak, yang belum ada pada 'tahun' anggur oplosan itu dibuat.

Warga negara Indonesia yang dikenal sebagai jutawan dan kolektor anggur di Pantai Barat AS itu ditangkap agen federal FBI pada Kamis (9/3/2012) dengan tuduhan menjual anggur palsu.

Harian lokal LA Times menulis bahwa Kurniawan berusaha menjual anggur jenis French Burgundy senilai US$1,3 juta dolar (Rp11,8 miliar). Ia ditangkap tanpa perlawanan di rumahnya di kawasan mewah Arcadia oleh sejumlah agen FBI yang sudah menyelidikinya selama bertahun-tahun.

Dalam lembar tuntutan oleh Kantor Jaksa Wilayah di Manhattan, Kurniawan didakwa karena menjual anggur vintage palsu antara 2007-2012. Salah satu kasus itu terjadi pada 2008, ia diduga menjual 84 botol anggur palsu senilai US$ 600.000 yang ia klaim dibuat oleh kilang anggur Domaine Ponsot di Prancis pada 1929, meski kilang itu baru memproduksi anggur pada 1934.

Anggur vintage atau anggur berusia tua dan langka banyak diburu oleh kolektor di seluruh dunia dan harganya bisa mencapai miliaran rupiah.

Penulis dan konsultan anggur, Yohan Handoyo, mengatakan Kurniawan mulai dikenal pada 2006 karena keberaniannya mengeluarkan uang tidak sedikit untuk membeli anggur tua.

"Ia mengagetkan banyak kolektor di AS karena pada 2006 ia membeli 24 botol anggur Bordeaux seharga US $75.000 dan ia diduga menghabiskan US $1 juta setiap bulan untuk berbelanja wine," kata Handoyo kepada Pinta Karana dari BBC.

Kurniawan, yang keluarganya memiliki usaha distribusi bir di Indonesia, mengatakan obsesinya dengan anggur kuno membuatnya melakukan tindakan yang salah, baik secara moral mau pun sosial, dan ia akan kembali ke Indonesia setelah menjalani hukumannya.

Jaksa mengatakan, Kurniawan mendapat uang di kisaran antara US$8 juta (Rp93 miliar) dan US$20 juta dari 2004 hingga 2012 dari penjualan anggur palsu yang ia buat di dapur rumahnya di Arcadia, California. Pemerintah AS mengatakan laba itu membuatnya mampu hidup mewah di Los Angeles, bergaul dengan kalangan kaya dan berpengaruh yang tertarik pada anggur kuno.

Sejumlah saksi dari kalangan pesohor pun dihadirkan, termasuk miliuner dan investor anggur, William Koch, yang mengatakan Kurniawan menipunya US$2,1 juta untuk 219 botol anggur palsu.
Kurniawan mengatakan obsesinya menarik perhatian orang-orang kaya dan cerdas yang sangat ingin ia jadikan kawan. (*)

Sumber: BBC