Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Konsumsi Lebaran dan Kenaikan Tarif Listrik Picu Inflasi di Kepri
Oleh : Roni Ginting
Kamis | 07-08-2014 | 08:44 WIB
kepala BI Kepri Gusti.jpg Honda-Batam
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri Gusti Raizal Eka Putra.

BATAMTODAY.COM, Batam - Bulan Juli 2014 merupakan puncak inflasi yang terjadi di Provinsi Kepulauan Riau. Hal tersebut dipengaruhi peningkatan kebutuhan konsumsi masyarakat menjelang hari raya Lebaran, kenaikan tarif listrik Kota Batam, kenaikan tarif angkutan, serta kenaikan harga beberapa kebutuhan sekolah.

Dijelaskan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri Gusti Raizal Eka Putra pada bulan Juli 2014, Provinsi Kepri mencatatkan inflasi sebesar 1,21 persen (mtm) atau 4,82 persen (yoy). Secara bulanan, angka inflasi tersebut lebih tinggi dibanding inflasi Juni 2014 sebesar 0,24 persen (mtm) namun lebih rendah secara tahunan dibanding inflasi tahunan pada Juni 2013 sebesar 6,03 persen (yoy).

"Angka inflasi Kepulauan Riau tersebut juga lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,93 persen (mtm) atau 4,64 persen (yoy)," kata Gusti Raizal dalam siaran pers yang diterima BATAMTODAY.COM, Kamis (7/8/2014).

Realisasi inflasi Juli, lanjutnya, lebih tinggi dibanding prakiraan sebelumnya, terutama karena andil inflasi tarif listrik serta angkutan udara yang jauh lebih tinggi dari yang diprakirakan. Kelompok administered price mencatatkan andil inflasi terbesar terutama disumbang oleh kenaikan tarif listrik dan angkutan udara.

Sementara itu, pada kelompok volatile food dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan konsumsi masyarakat menjelang lebaran.

"Pada kelompok inti peningkatan inflasi dipengaruhi oleh peningkatan permintaan pada beberapa komoditas makanan jadi untuk kebutuhan Lebaran serta kenaikan harga beberapa kebutuhan sekolah menjelang tahun ajaran baru," terangnya.

Peningkatan permintaan pada bulan puasa/menjelang Lebaran serta kenaikan tarif listrik Kota Batam dan Kota Tanjungpinang berpengaruh terhadap tekanan inflasi Kepri pada Juli 2014.

Konsumsi masyarakat yang meningkat pada hari raya, sementara pasokan beberapa komoditas terbatas terutama beberapa komoditas ikan segar yang diperkirakan dipengaruhi oleh penurunanan aktivitas melaut nelayan beberapa hari sebelum dan sesudah hari raya Lebaran. 

Sementara itu, kenaikan tarif listrik pada Juni dan lonjakan tarif angkutan udara sebagai akibat peningkatan jumlah penumpang (mudik lebaran) memberi dampak terhadap inflasi di Juli 2014.

"Di samping itu, peningkatan permintaan masyarakat pada beberapa komoditas bahan makanan jadi sebagai keperluan hari raya serta peningkatan kebutuhan sekolah menjelang tahun ajaran baru juga memberikan andil tekanan inflasi," tutur Gusti Raizal.

Sementara untuk Agustus 2014 inflasi di Provinsi Kepri diperkirakan menurun sesuai pola musiman laju inflasi sebelumnya. Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang dapat menahan laju penurunan inflasi antara lain dampak lanjutan kenaikan tarif listrik pada komoditas inti.

"Musim kemarau yang berpotensi menyebabkan penurunan hasil panen sejumlah komoditas sayuran serta inflasi pada biaya pendidikan yang diprakirakan masih akan terjadi pada bulan Agustus ini," tutupnya.

Editor: Dodo