Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ansar Ahmad Dinilai Lakukan Politik Mercusuar Jelang Masa Jabatan Berakhir
Oleh : Harjo
Rabu | 06-08-2014 | 15:55 WIB
Sahat_Simanjuntak_peci.jpg Honda-Batam
Sahat Simanjuntak.

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Bupati Bintan, Ansar Ahmad, dinilai melakukan manuver "politik mercusuar" menjelang masa jabatannya berakhir. Penilaian ini terkait dengan perombakan besar-besaran 'kabibetnya' Selasa (5/8/2014), di mana dari 112 orang pejabat eselon II, III, dan IV yang dilantik merupakan orang-orang terdekat Ketua DPD Golkar Kepri itu.

"Ini politik mercusuar dengan sengaja mengangkat orang-orang dekat, sebagai bentuk persiapannya untuk melangkah ke arah politik yang lebih tinggi. Sayangnya, apa  yang dilakukan itu justru bisa dimaknai  sebagai bentuk ketakutan dari Ansar untuk mengamankan dirinya saat nantinya tidak lagi menjabat," ujar Sahat Simanjuntak, tokoh masyarakat Bintan Utara, kepada BATAMTODAY.COM di Tanjunguban, Rabu (6/8/2014).

Sahat mengakui, penempatan 'orang-orang dekat' itu tidak menyalahi aturan. "Tapi secara etika akan ada yang merasa iri, sehingga bisa membuat jurang pemisah semakin tajam sesama pegawai di lingkungan Pemkab Bintan," katanya.

Moch Ida, tokoh pemuda Bintan Utara, juga berpendapat, selain membangun politik mercusuar, Ansar juga tidak menyadari jika dirinya sudah 'menzalimi' sebagian pegawai yang sudah mengabdi puluhan tahun namun jabatan yang diberikan semakin menurun, yang kesannya sebuah hukuman.

"Bisa dibayangkan, dari jabatan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di kecamatan, justru dimutasikan menjadi salah satu kepala seksi di kantor lurah. Padahal kepala UPT itu sebuah jabatan yang sejajar dengan lurah. Apa benar itu sebuah hukuman? Kalau tidak, berarti ini sebuah penganiayaan," terangnya.

Ada lagi, imbuh Idha, lurah yang sudah menjabat selama belasan tahun dan hanya "diputar-putar" dari satu kelurahan ke kelurahan di Kecamatan Bintan Utara. Bahkan ada lurah yang pernah menjabat sepuluh tahun lalu, bisa menjabat kembali dengan posisi yang sama.

"Ini rotasi jabatan yang sangat unik dan aneh yang dilakukan oleh seorang kepala daerah. Itu tidak hanya terjadi pada satu orang lurah, khususnya di wilayah Bintan Utara. Anehnya, hal tersebut tidak terjadi di kecamatan yang lain yang ada di Bintan," imbuhnya. (*)

Editor: Roelan