Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jakarta, Pasar Properti Terpanas di Asia
Oleh :
Sabtu | 02-08-2014 | 10:35 WIB

BATAMTODAY.COM - JAKARTA, ibu kota negara Indonesia, sudah terkenal sebagai salah satu kota dengan kemacetan terparah di dunia. Namun, kantor berita CNN, pada pekan lalu, menulis jika Jakarta sebagai salah satu kota properti "terpanas" di dunia, bahkan yang paling menjanjikan di Asia. Jakarta disebut memiliki pasar properti yang sangat besar.

Sebanyak 10 juta orang beraktivitas di Jakarta dan 28 juta orang mendiami pinggiran kotanya. Menurut Afifa Loutfie Abdusaalaam, investor properti lokal, harga properti di Jakarta naik dengan cepat, rata-rata nilai 10 persen setiap tahunnya. "Jadi, tidak heran jika investor berlomba-lomba untuk membeli properti yang dibangun di Jakarta," katanya, seperti ditulis CNN.

Contoh nyatanya, apartemen di Metro Park Residence. Meskipun masih dalam proses konstruksi saja, hanya beberapa unit saja yang belum terjual dari total 1.200 apartemen yang ditawarkan ke pasar. Menurut David Cheadle, Managing Director agen real estate Cushman and Wakefield Indonesia, pembelian apartemen tersebut bukan hanya sebagai tempat tinggal primer atau sekunder, namun banyak juga yang membeli dengan tujuan investasi di masa yang akan datang, mengingat pertumbuhan ekonomi dan daya beli kelas menengah.

Selain itu, kata David, kemacetan dan kenaikan harga bahan bakar minyak juga menjadi penggerak utama masyarakat dan investor untuk membeli hunian yang berada lebih dekat dengan tempat kerja, terutama jika hunian tersebut letaknya berada di pusat kota.

Bagaimanapun, tingginya harga lahan di Jakarta masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Agung Wirajaya, dari Agung Podomoro, salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia, harga lahan untuk pembangunan apartemen yang terjangkau sekitar 2.500 - 3.000 dolar AS. Sementara di kota Asia lainnya, seperti di Hong Kong, harga lahan sudah mencapai 15.000 - 20.000 dolar AS.

"Karena itu properti di Jakarta sangat menarik dan eksotis bagi investor," katanya.
 
Bank Dunia sendiri memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan semakin baik meskipun masih banyak infrastruktur yang harus dibangun. Namun, ekspansi pasar properti masih potensial. (*)

Editor: Roelan