Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Petugas Kanpel Pelabuhan Batam Diusir Preman saat Merapat ke MV Engedi
Oleh : Hadli
Senin | 21-07-2014 | 09:04 WIB
mv eagle prestige tanpa nama.jpg Honda-Batam
Kapal MV Eagle Prestige. (Foto: dok/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapal MV Engedi eks MV Eagle Prestige yang masih berstatus sengketa, diduga telah 'ditongkrongi' sejumlah preman bayaran. Selain wartawan, ternyata petugas Kantor Pelayanan (Kanpel) Pelabuhan Batam, juga diusir ketika merapat ke dermaga PT Kodja bahari Shipyard & Engineeringdi Kabil, Nongsa, Sabtu (19/7/2014) kemarin.

Kedatangan staf itu atas perintah Kepala Kanpel Pelabuhan Batam, Heri Setyobudi, yang merespon laporan PT Masa Batam, karena setelah kapal berbendera Panama itu dipindah paksa dari perairan Pulau Janda Berhias oleh PT Bina Bahari Makmur (BBM), kini giliran nomor lambung dan nama kapal MV Eagle Prestige hilang.

"Sudah dua hari ini sejak kita laporkan tentang kondisi terakhir di lapangan. Kita dan staf Kanpel tidak diizinkan untuk naik ke kapal," ujar Indra, Manager Operasional PT Masa Batam, Indra, Minggu (20/7/2014), yang mengaku ikut dengan rombongan Kanpel siang itu.

Heri Setyobudi sendiri telah mengeluarkan izin olah gerak kapal senilai Rp25 miliar hingga MV Engedi disandarkan di perusahaan galangan kapal anak perusahaan BUMN, PT Kodja Bahari di Kecamatan Nongsa dari Perairan Kecamatan Sekupang. Izin olah gerak yang dikeluarkan Kepala Kanpel Batam, Heri Setyobudi, itu diserahkan kepada PT Bina Bahari Makmur (BBM) dengan membuat surat pernyataan  bermaterai yang berisikan tidak akan mengeluarkan kapal dari Batam, tidak menjual kapal kepada pihak lain, dan tidak mengubah sedikit pun kondisi kapal.

Namun kenyataannya, kondisi kapal telah berubah. Jangkar dan rantai kapal yang beratnya puluhan ton diduga telah dijual kepada pihak lain. Untung, aksi ini diketahui pihak PT Masa Batam dan dapat diantisipasi dengan melaporkan kejadian ini kepada Polsek Sekupang.

Selain itu, kapal tersebut juga diduga telah mulai discrap karena isi kapal sudah di keluarkan beberapa bulan yang lalu ketika kapal masih bersandar di Pulau Janda Berhias oleh sekelompok orang suruhan sebelum kapal diizinkan bergerak ke lokasi galangan kapal PT Kodja Bahari. (*)

Editor: Roelan