Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meski Alami Penyesuaian, Tarif Listrik Batam Termurah se-Indonesia
Oleh : Dodo
Jum'at | 18-07-2014 | 09:01 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Suplai listrik di Batam, Kepulauan Riau, relatif jauh lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Faktor daerah tujuan wisata dan investasi membuat Batam selama ini sangat jarang mengalami pemadaman listrik seperti yang sering dialami daerah lain, termasuk di kabupaten kota yang masih masuk dalam Provinsi Kepri.

Hal itu karena ketersediaan listrik di Batam dikelola oleh anak usaha PLN (pesero) bernama PT Bright PLN Batam sehingga berstatus sebagai perusahaan swasta. Dengan demikian, Bright PLN Batam tidak mendapatkan dan tergantung subsidi APBN dalam pengoperasiannya sehingga mengelola listrik dengan kemampuan dan kreatifitas sendiri.

Kendati begitu, Bright PLN Batam tentunya perlu melakukan kebijakan yang tepat untuk menjaga pasokan tetap handal dan memadai di tengah pertumbuhan kebutuhan listrik di Batam yang mencapai 18 persen per tahun. Seperti dengan melakukan Penyesuaian Tarif Listrik Berkala (PTLB).

Direktur Utama Bright PLN Batam Dadan Kurniadipura mengungkapkan, PTLB sepintas terkesan demi kepentingan perusahannya.

"Padahal jika menimbang dari berbagai segi dan dalam jangka lebih panjang, penyesuaian justru demi kepentingan seluruh pelanggan," ujarnya, Kamis (17/7/2014).

Dia menjelaskan, Bright PLN Batam memberlakukan PTLB mulai Juli 2014 sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota Batam No 018/Perindagesdm/VI/2014.

SK Wali Kota tersebut dikeluarkan pada pertengahan bulan lalu setelah melalui rangkaian pembahasan di Pemko, diskusi publik dan pembahasan oleh DPRD Kota Batam.

Penyesuaian tarif listrik pun hanya dilakukan secara berkala tiap 3 bulan sekali. Kali ini penyesuaian PTLB yang dilakukan dengan meningkatkan tarif listrik di beberapa segmen pelanggan listrik disebabkan adanya kenaikan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik.

Peningkatan BPP tersebut menurutnya diakibatkan adanya kenaikan nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah, harga energi primer dan tingkat inflasi sejak kuartal akhir 2013.

"Faktor yang paling memicu PTLB Juli 2014 ini adalah adanya perubahan nilai tukar Dolar Amerika terhadap rupiah yaitu dari nilai acuan dasar Rp9.100/USD menjadi sekitar Rp12.000/USD," jelasnya.

Menurut dia, Bright PLN Batam setiap bulannya melakukan belanja energi primer dalam bentuk gas dan batubara sekitar US$5,6 juta ehingga kenaikan kurs dolar sangat berpengaruh terhadap pembelian energi primer.

Adapun besaran PTLB periode Juli 2014 diberlakukan per segmen golongan tarif untuk memenuhi asas keadilan bagi kemampuan daya beli konsumen yang berbeda di tiap segmen tersebut.

PTLB akan berlaku bagi semua golongan tarif, kecuali golongan yang mengikuti TDL tidak dikenakan PTLB.

Golongan tersebut meliputi pelanggan Sosial Kecil s/d 2.200 VA dan  Rumah Tangga Kecil hingga Daya 900 VA.

Meski terdapat peningkatan, sesungguhnya PTLB kali ini pun sebenarnya belum sepenuhnya mampu menguatkan kelistrikan Batam.

Karena menurut Dadan, harga jual listrik masih berada di bawah BPP.

Selain itu, satu hal penting yang menurutnya perlu diketahui juga oleh para pelanggan adalah besaran tarif listrik yang dipasok oleh Bright PLN Batam sebenarnya masih jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif yang diberlakukan PLN (persero).

"Tarif listrik Batam sebenarnya masih di bawah harga tarif listrik di wilayah Indonesia lain. Per Juli ini secara nasional PT PLN (Persero) sudah memberlakukan tarif baru untuk beberapa golongan tarif. Tarif Rumah Tangga rata-rata sebesar Rp1.352 per kWh, jauh lebih besar ketimbang rata-rata tarif Rumah Tangga pasca PTLB diberlakukan sekitar Rp993 per kWh," jelasnya.

Editor: Dodo