Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diduga Ada Penjualan Arus Listrik Secara Ilegal

Daya Lebih, Tetapi Listrik Sering Padam di Natuna
Oleh : Riky Rinovsky/TN
Kamis | 02-06-2011 | 15:37 WIB
pln_natuna.jpg Honda-Batam

PLN Natuna

Natuna, batamtoday - Pengakuan Manajemen PT PLN Ranting Ranai yang menyatakan PLN Ranai memiliki kelebihan daya bertolka belakang dengan kenyataan seringnya terjadi pemadaman listrik di Natuna, sehingga menimbulkan spekulasi telah terjadi penjualan arus listrik secara ilegal oleh oknum berkeompeten di PT PLN Ranting Ranai.

PLN Ranting Ranai mengatakan pihaknya saat ini memiliki kelebihan daya dengan perimbangan daya saat ini  mencapai 4 Mega Watt (MW) lebih, sedangkan beban puncak baru mencapai sekitar 3,25 MW.

Hal ini dikatakan langsung oleh Manajer PT PLN Ranting Ranai, Eko Maruli Wibowo, kepada wartawan Rabu Kemarin, 1 Juni 2011 di Ranai.

"Saat ini kita punya kapasitas daya sebanyak 4 MW, sementara beban puncak baru sekitar 3,25 MW," ungkapnya kepada wartawan.

Karena itulah, katanya, dia meminta kepada warga yang belum terpasang listrik di rumahnya agar segera mendaftar. Dijelaskanya, daftar tunggu yang ada pada pihaknya sebelumnya ada sekitar 3.000 calon pelanggan, namun belakangan jumlahnya berkurang, cukup signifikan, sehingga tinggal hanya sekitar 2.200 daftar tunggu saja,

"Dari jumlah tersebut kita sudah memasang sebanyak 1.684 titik KWH meter, dan secara otomatis jumlah daftar tunggu semakin berkurang" jelas EKo.

Namun demikian kata Eko, diperkirakan masih akan ada penambahan jumlah daftar tunggu lagi, sebab dia memperkirakan masih ada warga di Ranai dan sekitarnya yang belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN.

"Saya harap, kepada masyarakat baik yang rumahnya dekat dengan jaringan listrik maupun jauh dari jaringan listrik, untuk segera mendaftarkan diri ke PLN, hal ini supaya kita bisa mengetahui berapa
jumlah daftar tunggu yang masih belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN," katanya.

Selanjutnya dia menjelaskan, untuk KWH meter yang dipasang pada pemasangan baru nantinya, lanjut Eko, tidak lagi memasang KWH meter jenis piringan seperti yang ada saat ini, tetapi KWH meter jenis baru dengan menggunakan sistem digital.

KWH meter digital baru ini mempunyai keunggulan, dengan tiga lampu tiga warna yang terpasang, yaitu merah, orange, dan warna hijau, maka pelanggan akan dapat mengetahui adanya gangguan listrik atau tidak, dilihat dari lampu yang menyala, terangnya.

"Cukup dari lampu itu kita akan mengetahui adanya gangguan kelistrikan," imbuhnya.

Jual Arus Listrik Secara Ilegal

Kembali kepada masalah kelebihan daya tersebut, seperti dijelaskan Manajer PT PLN Ranting Ranai, Eko Maruli Wibowo, nampaknya warga Natuna, terutama dari kalangan pengusaha, mencibir pernyataan Eko tersebut. Karena faktanya, kata mereka, pemadaman listrik selalu saja terjadi setiap hari, dan mereka menyatakan protes, karena pemadaman bukan saja mengakibatkan turunya angka produksi kerja mereka, tetapi pada sisi lain juga meningkatkan biaya produksi.

"Kalau listik mati, kita kan harus tetap kerja. Dan terpaksa kita pakai genset. Genset kan butuh solar, jadi kita terpaksa harus keluarkan biaya ekstra kalau listrik PLN mati. Gitu, mas, makanya kita protes dengan cara kerja PLN, " kata Idham seorang pengusaha kepada batamtoday hari ini, Kamis, 2 Juni 2011.

“Kalau PLN tidak bisa bekerja secara profesional sebaiknya manajemen PLN di Ranai dirombak saja, karena kami menduga kuat ada korupsi di tubuh PLN Ranai yang dilakukan oleh oknum –oknum tertentu," ujar pengusaha lainya, Budi, kepada batamtoday.

Menurut pengusaha ini, dari hari ke hari manajemen PLN Ranai Natuna semakin semeraut, dan dia juga menduga, ada oknum PLN Ranai yang melakukan penjualan Arus listrik secara ilegal.