Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sebut Sudah Langganan Kacau

Sistem PPDB Online Kacau, Sekolah dan Disdik Batam Saling 'Pingpong'
Oleh : Irwan Hirzal
Selasa | 01-07-2014 | 08:46 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Nilai puluhan calon siswa di SMP Negeri 3 Batam tiba-tiba 'tampil beda', melorot drastis saat ditampilkan secara online hingga menyebabkan mereka tak diterima di sekolah unggulan itu. Namun, Kepala SMP Negeri 3 Batam, Sahir, mengaku kesalahan tersebut tidak berasal dari pihak sekolah. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam pun 'angkat tangan'.

Sahir menegaskan, panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah hanya menginput nilai siswa melalui nomor pendaftaran siswa. "Kami pihak sekolah hanya memasukkan nilai. Setelah itu yang mengelola nilai tersebut pihak Disdik," ujar Sahir, menjelaskan kepada para wali murid yang mendatangi sekolah,  Senin (30/6/2014) sore sekitar pukul 16.44 WIB.

Sahir kembali menegaskan, jika pihak sekolah tidak menginput data nilai secara manual tapi melalui online dan cukup memasukan nomor pendaftaran saja, dan setelah itu maka tertera nilai siswa yang bersangkutan secara online.

Menurutnya, jika ada kesalahan atau perbedaan nilai, pihaknya malah tidak tahu. Dia menyarankan agar orang tua yang keberatan agar melakukan pengaduan ke Disdik Kota Batam. "Kami tidak tahu masalah ini. Lebih jelas tanyakan langsung kepada Disdik karena mereka yang lebih tahu secara teknis," ujarnya.

Pihak Disdik Kota Batam pun menolak disalahkan. Justru pihak Disdik menuding data yang diserahkan pihak sekolah banyak yang salah.

Joni SP, petugas input data PPDB online mengaku pihak sekolah banyak yang mengumpulkan data yang salah. "Kalau sekolah memberikan datanya salah, tentunya kita memasukkan data ke PPDB online tentu salah. Sekarang kita sedang memperbaiki nilai-nilai yang salah sehingga pengumuman ditunda," katanya.

Pihaknya masih melakukan kroscek data karena yang memasukkan data nilai adalah pihak sekolah. Karena itu, letak kesalahan dari pihak sekolah sejauh ini masih melakukan koordinasi ke Disdik Kepri dan Pustekkom Kemendikbud. "Kita masih berkoordinasi dengan Disdik Kepri dan Pustekkom Kemendikbud," ujarnya

Joni menambahkan, kesalahan yang sama juga terjadi di beberapa sekolah unggulan, seperti SMA Negeri 1 Batam yang terdapat 21 kesalahan dalam input data, dan juga di SMA Negeri 3 Batam yang terdapat 29 kesalahan.

"Kesalahan nilai ini bukan terjadi di satu sekolah saja, melainkan ada di beberapa sekolah unggulan yang turut salah memberikan data nilai siswa," terang Joni.

Kejadian tersebut sontak membuat pihak Disdik Kota Batam 'kalang kabut'. Penanggung jawab PPDB, Maryulis, langsung melakukan rapat tertutup bersama Kabid Pendidikan Menengah Disdik Kota Batam.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisis IV DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho, mengaku tidak heran jika sistem PPDB online di Batam selalu langganan 'kekacauan'. Pihaknya sudah mengingatkan Disdik agar menggunakan sistem manual, tapi ditolak.

"Sebelumnya sudah diminta untuk melakukan pendaftaran secara manual saja, tetapi Disdik terus memaksakan untuk online," terang Udin.

"Mungkin pihak Disdik tetap saja ingin secara online. Tentunya akan lebih mudah saat 'bermain' dalam PPDB," ujarnya lagi. (*)

Diberitakan sebelumnya, sistem pendaftaran perserta didik baru (PPDB) di SMP unggulan di Batam yang dilakukan serentak tanggal 26 - 28 Juli, ternyata menuai masalah. Nilai puluhan anak yang dipamerkan secara daring (online) ternyata banyak yang berubah.

Seperti kasus PPDB online di SMP Negeri 3 Batam. Sejumlah orang tua calon siswa mendatangi dan mengadu ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam lantaran nilai anak mereka berubah saat tampil secara online dan tak sesuai dengan Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) SD.

Andry, salah satu orang tua  siswa yang nilai anaknya berubah. Akibatnya, anaknya tak diterima di sekolah unggulan tersebut meskipun nilai di SKHU sudah dipastikan diterima.

Dia mencontohkan, nilai mata pelajaran matematika. Sesuai SKHU nilainya 9,2 namun berubah menjadi 7,9. Demikian juga nilai bahasa Indonesia berubah dari 8 menjadi 7,2.

"Berubahnya nilai itu membuat anak saya tidak diterima di sekolah unggulan itu. Bahkan pihak sekolah tidak bisa memberi penjelasan akibat terjadinya perubahan nilai ini," kata Andry di kantor Disdik Kota Batam, Senin (30/6/2014).

Andry mengaku datang ke kantor Disdik karena pengaduan soal nilai yang berubah tidak bisa dijelaskan oleh pihak sekolah. Lucunya, kata dia, perubahan nilai tersebut tidak terjadi pada satu siswa saja namun yang datang ke Disdik puluhan wali murid.

Bahkan saat BATAMTODAY.COM mendatangi ke SMPN 3 Batam, ternyata banyak wali murid mendapat perlakuan sama akibat nilai anaknya yang berubah di PPDB online.

"Pihak sekolah tidak bisa menjelaskan kenapa nilai bayak yang berubah. Tapi sekolah menyarankan untuk mengadu ke Disdik," ujar Siti, salah satu orang tua murid yang ditemui di SMPN 3.

Siti mengaku nilai anaknya sangat berubah drastis. Contohnya nilai matematika dari 9,00 berubah menjadi 2,3 saat dilihat di sistem online. Namun nilai yang lain tidak terdapat perubahan. "Gara-gara nilai matematika berubah, anak saya tidak diterima," katanya kesal. (*)

Editor: Roelan