Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pembobolan Toko Emas Elite Gold

CCTV sedang Dipelajari, Korban Tidak Koperatif dengan Polisi
Oleh : Hendra Zaimi/Roni Ginting/TN
Selasa | 31-05-2011 | 10:40 WIB

Batam, batamtoday - Kasus pembobolan toko emas Elite Gold di Mall Top 100, Batu Aji, masih dlam pengembangan aparat Kepolisian Resor Batam, Rempang dan Galang (Barelang), namuun sangat disayangkan pemilik toko emas selaku korban, enggan memberikan keterangan dan dinilai polisi tidak koperatif untuk mengungkap kasus ini.

Demikian disampaikan Wakasat Reskrim Polresta Barelang, AKP Suhardi Hery, kepada batamtoday, Selasa 31 Mei 2011.

"Sangat kita sayangkan, korban tidak koperatif untuk mengungkap kasus ini," kata Suhardi.

Suhardi mengatakan, berdasarkan rekaman CCTV yang ada, dua pelaku yang terekam terkesan sangat mengetahui situasi lokasi (toko Elite Gold),

"Dari rekaman terlihat dan terkesan, kalau pelaku sangat mengetahui lokasi," kata Suhardi. Dan kata dia, pihaknya sudahm enerjunkan anggotanya ke lapangan untuk melakukan penyelidikan.

Pemilik toko emas Elite Gold, Hendri, dinilai Suhardi tidak koperatif, bahkan atas kejadian tersebut Hendri selaku pemilik toko enggan melaporkanya kepada polisi.

"Yang melapokan kejadian tersebut adalah pengelola mal, bukan korban," jelas Suhardi. Dan tambha dia, korban enggan  memberikan keterangan seputar kejadaian tersebut kepada polisi.

Seperti diberitakan, toko emas Elite Gold Tenant di Mall Top 100 Batu Aji, Batam, dibibol maling pada Senin dini hari, 30 Mei 2011, sekitar pukul 01.15 dinihari. Aksi pembobolan terekam dalam CCTV yang terpasang di dalam toko dan terekam dua orang pelaku sedang beraksi dalam toko.

Dalam kejadian tersebut, dua pelaku hanya mampu menggondol sebuah alat test emas seharga Rp15 juta,sebuah laptop merek Acccer dan uang senilai Ro500 ribu. Namun keduda pelaku gagal membobol brankas di dalam toko, sehingga [erhiasan emas yang ada di dalamnya terselamtakan.

Soal tidak koperatifnya korban untuk mengungkap kasus ini seperti disebut Wakast Reskrim Polresta Barelang, AKP Suhardi Hery, sang pemilik toko mengatakan, bahwa pembobolan yang dialaminya ini adlah yang ketiga kalinya. Dan dia menilai, tingkat pengamaman oleh aparat kepolisian dan aparat keamanan lainya sangat rendah.

"Mana pengamananya, kita sudah bayar, tetapi tidak aman," kata dia kepada batamtoday, menimpali tuduhan Suhardi.