Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menghijaukan Industri Pariwisata
Oleh : Redaksi
Senin | 23-06-2014 | 10:48 WIB
tanam-mangrove.gif Honda-Batam
Penanaman mangrove di kawasan perairan Bintan.

BATAMTODAY.COM - Perubahan iklim berpotensi mengacaukan sektor pariwisata yang menjadi sumber lapangan kerja 255 juta penduduk dunia. Sektor pariwisata menjadi sektor terpenting di negara-negara miskin, terutama di negara kepulauan kecil. Negara-negara ini semakin terancam oleh cuaca ekstrem, kenaikan suhu dan permukaan air laut.

Hal ini terungkap dari laporan berjudul "Climate Change: Implications for Tourism, Key Findings from the Intergovernmental Panel on Climate Change Fifth Assessment Report" yang disusun oleh University of Cambridge.

Laporan ini menungkapkan, sektor pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi terbesar yang menyumbang 9 persen Produk Domestik Bruto dunia. Pendapatan di sektor pariwisata mencapai $ 6 triliun per tahun. Ketika suhu bumi terus meningkat, daya tarik pariwisata akan memudar.

Di negara Eropa misalnya, musim dingin tak lagi memberikan kesempatan bagi penduduknya untuk berolah raga, karena sejumlah lokasi tak lagi bersalju dan layak untuk dikunjungi. Sementara negara kepulauan seperti Indonesia yang berlokasi di pesisir pantai terus terancam oleh kenaikan air laut. Biaya asuransi untuk cuaca ekstrem juga semakin meningkat.

Saat suhu bumi meningkat, laut akan semakin asam, merusak terumbu karang. Keanekaragaman hayati di hutan semakin rentan dengan perubahan suhu dan kebakaran. Kekeringan mengancam sabana yang dihuni oleh berbagai macam hewan liar.

Kontribusi sektor pariwisata terhadap emisi gas rumah kaca, mencapai 3,9-6 persen emisi GRK global (perkiraan terbaik ada di angka 4,9 persen). Jumlah emisi ini diperkirakan akan terus naik hingga 130 persen antara 2005 hingga 2035. Emisi ini sebagian besar berasal dari transportasi, energi dan limbah. Industri pariwisata juga diperkirakan akan bertumbuh sebesar rata-rata 4 persen per tahun dan menyumbang 10 persen produk domestik bruto dunia.

Di Indonesia, sektor pariwisata terkait erat dengan sektor ekonomi kreatif. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan, industri pariwisata Indonesia akan bertumbuh 9,39 persen tahun ini, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,7 persen. Sumbangan industri pariwisata terhadap produk domestik bruto nasional mencapai Rp347 triliun atau 23 persen dari pendapatan negara yang mencapai sekitar Rp1.500 triliun.

Untuk ekonomi kreatif, tahun lalu, industri ini berkontribusi sebesar 7 persen terhadap PDB Nasional, menyerap 11,8 juta tenaga kerja (10,72 persen dari total tenaga kerja nasional). Industri kreatif juga menciptakan 5,4 juta usaha atau sekitar 9,68 persen dari total jumlah usaha nasional.

Devisa negara yang diperoleh dari sektor ekonomi kreatif ini mencapai Rp119 triliun atau sebesar 5,72 persen dari total ekspor nasional. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76 persen, juga lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang 5,74 persen.

Upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di industri pariwisata menjadi sangat penting guna menjamin pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia. Berbagai inisiatif seperti ekowisata bisa menjadi solusi masalah perubahan iklim dan pemanasan global. Tidak ada kata terlambat. Indonesia harus menghijaukan industri pariwisata dari sekarang.

Sumber: Hijauku.com