Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Srategi Rebonz Menggaet Konsumen Kaya di Indonesia
Oleh : Redaksi
Kamis | 19-06-2014 | 12:25 WIB

BATAMTODAY.COM - KEMISKINAN adalah masalah besar di Indonesia. Namun, perusahaan ini tidak menemukan kendala untuk "menyisir" warga kaya di Indonesia. Meskipun kelompok sosialita ini kecil, brand targetting mereka dapat tumbuh jika mereka mengadopsi strategi yang tepat - dan inilah yang adalah apa dilakukan e-store mewah Reebonz.

Reebonz menjual tas, sepatu, dan aksesori dari desainer terkenal. Ada  label seperti Burberry, Chanel, Gucci, Hermes, dan Prada. Harga barang yang didagangkan berkisar dari Rp1,1 juta (US $93) sampai Rp335 juta (US $28.276), dan 90 persen pelanggannya adalah perempuan.

Reebonz didirikan di Singapura oleh Samuel Lim, Daniel Lim, dan Benjamin Han. Perusahaan ini mengepakkan sayapnya ke Indonesia pada akhir 2011 setelah melihat permintaan yang tinggi dari konsumen jetset Indonesia untuk produk premium. Apalagi, warga kaya Indonesia doyan plesiran ke Singapura pada akhir pekan, termasuk untuk memborong barang-barang mewah.

Dikutip dari Tech in Asia, Tim Reebonz Indonesia mengatakan, situs lokal mereka telah menarik 6.000 sampai 7.000 pengunjung unik setiap hari dan rata-rata dilihat sampai 900.000 per bulan.

Situs Reebonz juga sudah memiliki member sampai 230.000 user, dan memiliki nilai rata-rata pembelian per user pada 2012 sekitar Rp3,5 juta (US $295) higga Rp4 juta (US $337), yang meningkat menjadi sekitar Rp7,5 juta (US $632) pada 2013. Selain Jakarta, Reebonz juga menjual barang hingga ke Surabaya, Bali, Batam, Manado, Ambon, dan Makassar.

Lantas, apa strategi Reebonz untuk menjual barang-barang premium itu? Berikut adalah lima strategi yang digunakan Reebonz untuk menyisir konsumen di Indonesia:

1. Menawarkan harga yang lebih rendah
Yanly Riky, ahli strategi pemasaran digital Reebonz Indonesia, mengatakan, pesaing terbesarnya adalah butik dan penjual di Instagram. Reebonz merespon dengan menawarkan harga yang 10 sampai 30 persen lebih murah dibandingkan dengan kompetitor. Reebonz dapat melakukan ini karena membeli dalam jumlah besar dari pemasok fashion.

2. Promosi kartu kredit
Reebonz, bersama-sama dengan beberapa bank di Indonesia seperti ANZ, Danamon, dan Standard Chartered, menawarkan kartu kredit dan skema pembayaran angsuran serta promosi cash back. Data Reebonz mengatakan, 60 persen pengguna yang sekarang membayar menggunakan kartu kredit, sedangkan sisanya membayar melalui transfer bank.

3. Bergabung acara penjualan utama
Reebonz mengambil keuntungan dari berbagai acara penjualan utama untuk menjangkau pelanggan yang ingin melihat produk sebelum membeli. Tim bergabung dengan penjualan secara offline setiap tiga bulan atau lebih. Ada juga kegiatan berbasis web, seperti Jakarta Great Sale online di mana Reebonz akan berkolaborasi dengan pemain e-commerce lain seperti Lazada dan Berrybenka. Reebonz akan memberikan diskon sampai Rp487.000 (US $41) untuk setiap produk di acara itu.

4. Menawarkan produk pre-owned
Reebonz menjual barang-barang pre-owned, dan ini membuatnya unik. Promosi ini menarik bagi pelanggan yang berkantong pas-pasan dan mencari produk tak diproduksi lagi. Item 'barang bekas' menghasilkan sekitar 10 persen dari total penjualan Reebonz. Produk pre-owned dibagi ke dalam kategori berdasarkan kondisi dan harga mereka.

5. Iklan online
Reebonz memanfaatkan Google Ads dengan menggunakan kata kunci yang dihargai sampai Rp10.000 (US $ 0,84) untuk setiap klik. Metode ini efektif: ia melihat tingkat konversi sebesar 20 persen dari pencarian untuk membeli.

Selain web, Reebonz juga menciptakan aplikasi mobile untuk iOS dan Android. Saat ini, aplikasi tersebut digunakan 110.000 pengguna di Indonesia. Data Reebonz menunjukkan bahwa transaksi di aplikasi mobile menyumbang 10 persen dari total pendapatan Reebonz pada 2012, dan meningkat menjadi 30 persen pada 2013.

Sayangnya, Reebonz mengharuskan semua pengguna untuk menjadi anggota terlebih dahulu sebelum mereka dapat menelusuri situs. Hal ini sangat menjengkelkan bagi sebagian orang dan mungkin mendorong beberapa pengunjung baru pergi - meskipun kenyamanan pengguna Facebook untuk mendaftar. Di Indonesia, Reebonz bersaing melawan VIP Plaza dan Merek Fever. (*)

Editor: Roelan