Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Protes, Aktivitas 'Cut and Fill' di Batu Sembilan Dihentikan
Oleh : Habibi
Rabu | 18-06-2014 | 16:10 WIB
Lahan_dikawasan_Km_9,_sudah_tidak_beroperasi_lagi_sejak_di_datangi_BLH.jpg Honda-Batam
Lahan di Kelurahan Batu Sembilan sudah tidak beroperasi lagi sejak dihentikan oleh BLH Tanjungpinang.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pemotongan lahan atau cut and fill di Kelurahan Batu Sembilan Tanjungpinang, persis di samping Toko 1818, akhirnya dihentikan pada Selasa (17/6/2014) malam setelah mendapat protes warga sekitar. Staf dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Tanjungpinang bersama Lurah Batu Sembilan serta jajaran Satpol PP menghentikan langsung aktivitas tersebut.

Aktivitas cut and fill tersebut sebenarnya sudah beberapa hari ini terjadi. Warga protes lantaran aktifitas tersebut ruas jalan menjadi kotor dan berdebu karena setiap hari dilalui mobil truk pengangkut tanah timbunan. Namun BLH baru bergerak setelah aktivitas tersebut diprotes warga.

Staf Badan Lingkungan Hidup (BLH), Rahmad, mengatakan, ia bersama Lurah Batu IX dan anggota Satpol PP datang ke lokasi untuk menghentikan aktivitas "pembersihan" lahan tersebut. Dia mengakui bahwa aktivitas itu sudah sejak lama dilakukan.

"Kami sudah memantau, aktivitasnya memang sudah sejak 2009 lalu dan sempat berhenti. Sekarang sudah mulai lagi. BLH tidak pernah mengizinkannya," kata Rahmad yang ditemui di lokasi.

Dia menjelaskan, tanah hasil kerukan diangkut dengan menggunakan truk jenis Mitsubishi Fuso dan dibawa ke Jalan Wiratno untuk menimbun area Jembatan 1 Dompak yang prosesnya mulai dikerjakan kembali. Namun selain pengaruh lingkungan, aktivitas tersebut juga merusak ruas jalan yang baru saja dilakukan penambahan aspal.

"Jalan ini baru saja diaspal. Truk yang mengangkut tanah di sini bukannya sedikit, ada sekitar 25 truk yang setiap harinya mengisi muatan di sini dan bisa menyebabkan kontruksi aspal jadi berubah, bahkan rusak," jelas Rahmad.

Sementara itu Lurah Batu Sembilan, Ripayandi Putra, mengaku banyak warga yang protes dan meminta agar kegiatan itu dihentikan. "Banyak juga warga yang protes dan merasa terganggu. Makanya kita turun ke sini dan kita minta ini segera dihentikan," terang Putra.

Pengawas lapangan di lokasi tempat pemotongan lahan saat ditemui mengatakan, ia tidak mengetahui apa-apa terkait lahan tersebut. Selama ini ia hanya bertugas menjaga saja.

"Nanti saya bilang sama bos saya," ujar pengawas tersebut dan tidak mau menyebutkan namanya. (*)

Editor: Roelan