Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kepala Disdikbud Tanjungpinang 'Beri Peluang' Sekolah untuk Tambah Kuota Siswa Baru
Oleh : Habibi
Rabu | 11-06-2014 | 11:54 WIB
dadang_ag.JPG Honda-Batam
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, Dadang AG.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungpinang, HZ Dadang AG, terkesan plin-plan dalam menerapkan aturan penerimaan siswa baru bulan Juli mendatang. Sekolah masih diperbolehkan menambah kuota siswa baru melebihi kuota yang ditetapkan sebelumnya.

"Kuotanya (per kelas) memang sudah ditentukan. SMA 36 orang, SMP 36 orang dan SD 32 orang. Mereka (sekolah) diperbolehkan menambah (kuota), asal izin dulu," kata Dadang, saat ditemui pada pembukaan Liga Pendidikan Indonesia (LPI), di stadion Sulaiman Abdullah, Selasa (10/6/2014).

Tanpa izin itu, tegas Dadang, maka sekolah tidak diperkenankan untuk menambah kuota siswa baru.

Apakah kepala sekolah akan dikenakan sanksi jika menambah tanpa izin? "Tidak ada sanksi karena tidak ada kepala sekolah yang seperti itu. Saya yakin kepala sekolah di Tanjungpinang takut melakukannya makanya tidak akan ada yang terkena sanksi," jawab Dadang yakin.

Mengenai kritera sekolah yang boleh menambah jumlah kuota siswa baru, Dadang mengatakan banyak yang dipertimbangkan, mulai dari kapasitas kelas, kesanggupan guru dan dukungan sarana dan prasarana sekolah.

"Izin yang kita keluarkan sangat selektif dan terus kita pantau. Jadi, tidak semua sekolah yang mendapatkan izin menambahkan siswa," terang Dadang.

Peluang yang diberikan Dadang ini berbeda dengan pernyataan yang pernah disampaikan sebelumnya.

Pada berita sebelumnya, Dadang menegaskan, kuota calon siswa baru di setiap sekolah sudah ditentukan. Jumlah maksimal siswa per kelas juga sudah dibatasi.

Jumlah siswa per kelas di jenjang SLTA dan SLTP telah ditentukan sebanyak 36 orang, sementara di jenjang SD hanya 32 siswa per kelas. Dadang memberi amaran agar sekolah negeri tidak menambah jumlah kuota siswa dalam satu kelas, meskipun dia merasa yakin tidak akan ada sekolah yang melebihi kuota maksimal.

"Saya jamin tidak akan ada lonjakan (jumlah siswa per kelas) dan jumlah itu pas dengan jumlah kelas dan jumlah sekolah yang ada di Tanjungpinang. Itu gabungan antara sekolah swasta dan negeri," kata Dadang. (*)

Editor: Roelan