BATAMTODAY.COM - Shaggydog telah berulang tahun untuk ke-17 kalinya pada 1 Juni lalu. Dalam rangka memperingati usia baru jagoan musik ska dari Yogyakarta ini, sebuah buku bertipe biografi visual dengan judul Shaggydog: A Visual Biography of Indonesian Ska Band -- proyek kerjasama Shaggydog dan MES 56 -- tengah disiapkan.

"Setelah melewati beberapa musim yang panjang, Shaggydog akan menegaskan kembali sejarah bermusiknya dari era 90-an sampai sekarang dengan menggunakan ratusan arsip foto hasil dari lebih kurang dua puluh fotografer yang sudah merekam kekuatan, keajaiban, misteri, dan humor dari perjalanan band ini," demikian pernyataan grup itu seperti yang dirilis Rolling Stone.

Selain menjadi penanda, buku bersampul hardcover dengan ketebalan 200 halaman ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi Doggiez -- sebutan bagi penggemar Shaggydog -- atau siapa pun yang nantinya menjadi penikmat biografi ini.

Shaggydog: A Visual Biography of Indonesian Ska Band adalah warisan vokalis Heru Wahyono, gitaris Richard dan Raymond, bassist Bandizt, kibordis Lilik, serta drummer Yoyo untuk siapa saja -- dari keluarga, penggemar hingga musisi -- berisi susunan foto dengan dilengkapi teks yang menceritakan rinci hubungan mereka secara personal maupun grup sebagai bukti eksistensi band pada perkembangan musik ska di Indonesia dari tahun 1997 sampai 2014.

Shaggydog menjelaskan, "Kami ingin berbagi tentang bagaimana Shaggydog, berisi enam personel, menjadi satu unit, menjadi begitu dekat seperti keluarga. Berproses dari nol, melewati susah dan senang, mengedepankan kebersamaaan, kesederhanaaan, humor, dan pesta pora; sampai akhirnya masing-masing berkeluarga. Itu baru sebagian kecil yang akan mewarnai buku biografi visual ini."

Di luar Shaggydog, buku ini dikerjakan oleh tim inti yang terdiri dari lima orang. Mereka adalah Angki Purbandono (Direktur Artistik dan Riset Foto), Agan Harahap (Riset Foto), Mira Asriningtyas (Editor dan Penulis), Dito Yuwono (Penulis), dan Aria Pradifta (Desain).

"Kelima orang ini merupakan teman-teman yang cukup dekat mengelilingi Shaggydog. Sehingga bukanlah hal yang terlalu sulit bagi kami semua untuk berproses atas buku biografi visual ini," ungkap Shaggydog.

Bagi para penggarap buku ini, tingkat kesulitan yang cukup tinggi adalah ketika mengumpulkan dan menyeleksi ratusan foto dari sekitar dua puluh fotografer yang tersebar di Indonesia. Ditambah lagi, beberapa Doggiez dengan sukarela mengirimkan foto hasil jepretan mereka, format cetak maupun digital, via surat elektronik.

Pihak band menceritakan, "Sampai hari ini pun, kami dari Shaggydog masih menjalani wawancara tentang waktu dan peristiwa, serta hal-hal menyangkut ratusan foto dari kurun waktu 1997 hingga 2014 tersebut."

Sumber: Rolling Stone